Sunday, February 2, 2014

Allah Berkehendak Melaksanakan Urusan-Nya

"Dan ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit menurut penglihatan matamu dan kamu diperlihatkan-Nya berjumlah sedikit menurut penglihatan mereka, itu karena Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan."
(QS Al Anfaal [8]: 44)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa saat Perang Badar, Allah membuat pandangan kaum mukminin dan kaum kafirin mengira bahwa jumlah pasukan yang akan mereka hadapi adalah sedikit sehingga hal itu membangkitkan optimisme pada masing-masing pihak. Pada kenyataannya pasukan muslim hanya berjumlah 313 orang melawan pasukan kafir sebanyak 1000 orang. Allah pun menurunkan bala bantuannya berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut saat perang berkecamuk. Dan akhirnya peperangan dimenangkan oleh kaum mukminin.

Begitulah, adalah mudah bagi Allah saat Dia " … berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan…" semua akan terjadi, karena tidak ada setitik pun kehidupan yang berada di luar kendali-Nya. Kalau kita meyakini satu prinsip ini dengan sebenar-benarnya, maka tentu tidak ada masa lalu kita yang 'salah jalan' karena semua dalam kehendak-Nya. Suatu hal yang tampaknya kacau, satu episode kehidupan yang kita anggap sangat kelam dan ingin kita hapus dalam lembaran kehidupan kita ternyata masih merupakan bagian dari "urusan yang harus dilaksanakan". 

Acceptance is the first key
Tampaknya kita tidak bisa berjalan dengan baik bila kita belum menerima keseluruhan diri, lingkungan, keluarga, masa lalu dan apapun yang telah Dia berikan dalam jenjang waktu sekian tahun kehidupan kita yang telah berlalu. Semuanya merupakan informasi yang penting yang menceritakan siapa diri kita dan bagaimana cara Dia berkomunikasi dengan sangat personal dengan masing-masing hamba-Nya.

Guru saya selalu mengingatkan muridnya agar mempunyai hati yang kuat, "jangan mengeluh!" kata beliau di banyak kesempatan. Memang saat hati belum menerima dengan baik peran dan kondisi yang Sang Maha Kuasa berikan per hari ini, apakah itu kondisi keluarga, rumah tangga, anak, pasangan, pekerjaan, lingkungan rumah dan lain-lain yang melingkupi kehidupan, kita cenderung mengeluh dan akhirnya tidak bisa mengalir dengan berserah diri dan suka cita dalam aliran takdir-Nya.

Akhirnya bagaimanapun kuatnya keinginan kita, Dia berkehendak melaksanakan urusan yang harus dilaksanakan…

(Amsterdam, 2 Februari 2014. 3.42 pm)