Tuesday, November 22, 2016

Saat Si Masam Mulai Membalas Senyuman :)

Hampir setiap hari aku berjumpa dengannya, seorang ayah yang menunggu anaknya pulang. Bersamanya dan puluhan orang tua lain kami berdiri menanti sang buah hati bubar sekolah. Setiap kali berjumpa dengannya - entah sudah berpuluh kali, aku selalu melemparkan senyuman dan menyapa "selamat siang" dan setiap kali itu pula wajahnya melengos masam.

"Apa yang salah?"pikirku setiap kali. Dia dan tiga orang lain berespon mirip setiap kali aku mencoba menyapa mereka ramah.
"Mungkin karena tutup kepalaku?"
"Mungkin karena warna kulitku yang berbeda dengan mereka?"
Segala macam rasionalisasi aku lemparkan ke dalam pikiranku, supaya aku bisa mengerti akan fenomena yang menurutku aneh ini.

Hampir dua bulan berselang, setiap hari aku selalu melempar senyum kepada siapapun yang kutemui, termasuk mereka yang selalu membalas dengan wajah yang kaku dan tak jarang membalikkan wajah. "Do good anyway" begitu kataku dalam hati mengingat pesan Bunda Theresa dan firman Allah, “Tolaklah (keburukan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS. Fushilat : 34).

Hari ini orang terakhir yang paling sulit melemparkan senyumannya mulai membalas sapa dan senyumanku. Benar kata Rasulullah “Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqah” (HR. Tirmidzi). Shadaqah adalah bagaikan pemberian yang baik dan hati orang pasti akan luluh dengan pemberian yang baik, hanya menunggu waktunya.

Barangkali setidaknya ini adalah kontribusi kita dalam "menolong agama Allah", dengan menebarkan senyum. Bukan hanya sebatas senyuman fisik akan tetapi senyuman yang terurai dalam kata-kata yang sopan dan tidak menyakiti sesama. Karena bukankan dengan menyakiti seorang manusia kita secara tidak langsung tengah menyakiti Sang Pencipta?

#keep smiling :)

Tuesday, November 8, 2016

Biar Ga Kepincut Orang Ketiga

Hati-hati untuk kaum perempuan dan laki-laki, apalagi yang sudah berpasangan. Supaya tidak terjebak dengan masalah PIL/WIL (pria idalam lain/wanita idaman lain) apalagi di tempat-tempat tertentu dimana daun-daun muda dan segar berseliweran. Tipsnya adalah MENJAGA PANDANGAN dan yang dimaksud di sini bukan sekadar menundukkan pandangan secara fisik. Karena bisa aja mata nunduk tapi hati liar. Kontak mata pertama dikatakan 'rejeki' tak terduga tapi kalau tetap kontak mata atau batin itu namanya doyan!
Tersebut dulu di zaman ayahnya Nabi Idris a.s. ada dua ratusan malaikat yang kompakan turun ke muka bumi untuk melakukan perzinaan dengan anak-anak perempuan manusia yang cantik jelita, diawali karena mereka tidak menundukkan pandangan sehingga gelora syahwat birahi membara dan sulit untuk dipadamkan.
Berikut adalah panduan dari Al Qur'an dan Sunnah agar kita bisa terhindar dari cobaan syahwat ini, insya Allah.
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Qs. An- Nuur (24): 30)
"Penglihatan adalah bagaikan anak panah beracun yang dilepaskan dari busur panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepadaku, maka aku akan memberikan suatu ketenangan yang kemanisannya itu dapat ia rasakan di dalam hatinya." (Hadits riwayat Ahmad dan Ath-Thabari)
“Hai 'Ali, jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan yang lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh." (Hadits riwayat At-Turmudzi dan Abu Dawud.
Dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya oleh jabir bin Abdillah tentang pandangan yang datang secara tiba-tiba, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Palingkanlah pandanganmu itu." Dikeluarkan oleh Muslim, At-Turmudzi dan Abu Dawud
"Ada tiga orang yang api neraka tidak akan melihat kepada mata mereka; mata yang memelihara dijalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang menahan dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah." (Hadits riwayat Ath-Thabarani)