Saturday, November 29, 2014

Mencoba Memahami Sentimen Anti-Islam di Belanda


"Moslims veranderen niet, assimileren niet, integreren niet. Nee, ze verbouwen op onze kosten Nederland tot hun eigen huis, met al die moskeeën."
"Orang muslim tidak mau berubah, tidak berasimilasi dan tidak berintegrasi !"
Lontar De Graaf, anggota partai PVV di dalam debat parlemen di Belanda, dia menambahkan bahwa partainya mempunyai ketakutan jika Negara Belanda akan "di-Islamisasi" oleh para muslim.
Belanda merupakan negara di Eropa yang tinggi populasi muslimnya (6%) dibandingkan dengan Austria, Swiss dan Jerman (4%). Sebanyak 76% dari populasi muslim di Belanda terdiri dari orang-orang Turki dan Maroko, sisanya berasal dari Iraq, Iran, Somalia, Afghanistan, Somalia dll. Fakta demografi ini penting dicatat untuk berasumsi bahwa yang dimaksud "anti-Islam" bisa jadi adalah penolakan terhadap perilaku terhadap praktik Islam yang ditunjukkan oleh orang-orang Turki dan Maroko sebagai mayoritas populasi muslim di Belanda.
Opini negatif terhadap para imigran yang kebetulan kebanyakan beragama Islam ini telah dimulai lama, tercatat di tahun 1990 diadakan survei terhadap para penduduk asli Belanda dan mereka menyatakan ketidaksukaannya terhadap gelombang imigran yang besar memasuki Belanda yang nota bene kebanyakan adalah imigran muslim dari kedua negara di atas. Sentimen negatif terhadap Islam kemudian makin meningkat setelah kejadian 9/11 di Amerika (2001), serangan teroris di Madrid (2004) dan pembunuhan kejam Theo van Gogh - seorang sutradara film yang dianggap membuat film yang melecehkan Islam, dan serangkaian berita dari penjuru dunia yang membuat orang takut terhadap Islam, karena Islam kemudian diasosiasikan sebagai agama kekerasan.
Di dalam negeri Belanda sendiri terdapat sejumlah fakta yang membawa imej yang kurang baik bagi Islam. Misalnya angka pengangguran di kalangan orang Turki dan Maroko yang tinggi (21-27%) dibandingkan orang Belanda (9%), hal ini bisa jadi diakibatkan tingkat pendidikan mayoritas orang Turki dan Maroko yang rendah. Dalam hidup bermasyarakat wajah Islam yang kebanyakan dibawa oleh imigran dari Maroko, Turki dan Afrika dikenal kurang ramah dan cenderung eksklusif, setidaknya dari pengalaman saya dan beberapa teman.
BELAJAR DARI METODE AKULTURASI WALI SONGO
Fenomena ini mengingatkan saya pada sebuah periode dimana para Wali Songo yang notabene semuanya terdiri dari orang luar Indonesia (ekspatriat) kecuali Sunan Kalijaga - sukses berbaur di masyarakat Indonesia yang saat itu kepercayaan dan budayanya bukan Islam. Metoda dakwah yang dibawa oleh para waliyullah itu tentu tidak lain bersumber dari Al Qur'an dan Al Hadits dengan penyampaian yang elegan dan cerdik sehingga bisa diterima baik oleh masyarakat.
1. Berinteraksi dengan memperlihatkan sifat yang baik sebanyak-banyaknya
"Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik dan berdebatlah denganmereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahuitentang siapa yang tersesat daripada jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk." (QS An Nahl: 125).
Perilaku yang baik, ramah, tenggang rasa, empati dan sifat-sifat baik lainnya akan sangat efektif meraih hati orang.
2. Menjadikan mesjid sebagai pusat kegiatan dan pendidikan.
Di jaman wali songo, mesjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah tetapi juga tempat pembinaan masyarakat dan aktivitas diskusi yang berkaitan dengan politik, sosial , kebudayaan dan kehidupan. Yang menarik adalah arsitektur masjid yang menunjukkan perbauran dengan kepercayaan setempat, berbeda dengan model-model mesjid yang ada di daerah Timur Tengah. Hal ini penting untuk dipertimbangkan di Belanda yang penduduknya mulai menganggap mesjid gaya 'Timur Tengah' sebagai "unimaginative", "cheap imitation" dan seolah-olah sekadar nostalgia orang akan kampung halamannya.
3. Partisipasi yang tinggi dalam politik dan kenegaraan
Kegiatan politik para wali songo yang merupakan sufi di tanah Jawa tercatat jelas dalam sejarah. Kemunculan kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa yang kemudian dapat melumpuhkan kerajaan besar seperti Majapahit tanpa mengorbankan nyawa adalah hasil kegigihan Sunan Ampel yang mendapat bantuan dari Sunan Giri, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang.
4. Penguasaan di bidang Ekonomi.
Sumbangan Wali Songo dalam bidang ekonomi dapat dibuktikan melalui tindakan Maulana Malik Ibrahim menyempurnakan kehidupan di Leran dengan memelihara sawah dan kebun secara cermat dan baik. Di samping meningkatkan taraf ekonomi penduduk, beliau menerapkan nilai-nilaiIslam dalam kehidupan seperti menggalakkan memberi sede kah kepada fakir miskin.Maulana Malik Ibrahim memperkenalkan sistem pengairan untuk pertanian yang kemudian memajukankota Gresik (Hasanu Simon, 2004: 167). Sunan Drajat berjaya meningkatkan prasarana pengangkutan dan pembangunan perumahan. Sunan Gunung Jati menggalakkan penduduk memanfaatkan hutan sebagai tempat kediaman dan pemanfataan hasil bumi. Dan Sunan Kalijaga turut menghasilkan karya mengenai pertanian seperti filsafat bajak dan cangkul (Ridin Sofwan, 2000;279).
5. Berkata-kata melalui sastra, budaya dan kesenian
Sunan Kalijaga menggunakan seni wayangsebagai salah satu strategi dakwah kerana tradisi wayang telah berkembang berabad-abad padazaman kerajaan Majapahit. Sementara itu, Sunan Bonang pula mahir dalam penggunaan alat musik bonang. Ini karena kebanyakan masyarakat di Tuban amat menggemari lagu-lagu gending gamelan, maka beliau menggunakan kesenian rakyat tersebut. Kepandaian beliau memainkan alat musik tersebut diiringi tembang-tembang yang berupa pantun keagamaan berhasil mempengaruhi masyarakat Tuban mempelajari lagu tembang dan akhirnya mempelajari agama Islam.
Sunan Ampel memperkenalkan huruf Pegon yaitu sejenis tulis Arab berbahasa Jawa, beliau juga memperkenalkan perkataan baru untuk disesuaikan dengan masyarakat Jawa seperti solatdiganti dengan "sembah hyang "agar mudah difahami masyarakat yang sebelum beragama Hindu, istilah santri (pelajar yang menuntut di pesantren) yang berasal daripada kata "shastri" yaitu orangyang tahu buku suci agama Hindu.
6. Toleransi dalam menjalankan agama
Dakwah "bil hal" atau "uswah hasanah" merupakan suatu yang berkesan dalam berdakwah. Sunan Kudus misalnya mengambil sikap toleransi yang tinggi terhadap penduduk Kudus yang masih ramai beragama Hindu. Suatu ketika beliau membeli sapi (lembu betina) dari India ditambat di halaman rumahnya, maka orang ramai - yang kebanyakan terdiri dari pemeluk agama Hindu dan Budha membanjiri rumahnya dan ternanti-nanti apa yang akan dilakukan kepada sapi tersebut. Beliau pun berkata kepada khalayak, “Saya melarang saudara menyakiti sapi ini apalagi menyembelihnya sebab di waktu saya masih kecil dulu saya hampir mati kehausan lalu seekor sapi datang menyusui saya.” Beliau turut menegaskan bahawa dalam al-Qur`an ada surat bernama al-Baqarah (sapi betina). Selain itu, beliau membina menara mirip candi Hindu. Sikap toleransi beliau itu menyebabkan penduduk Kudus menerima Islam . Sunan Kudus juga berdakwah secara hikmah kepada umat Budha, beliau membuat tempat wuduk dengan lapan pancuran. Setiap pancuran masing-masing diberi arca kepala lembu betina di atasnya. Hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha yaitu Jalan berlipat lapan.
Singkat kata, para Wali Songo berhasil memperkenalkan Islam sebagai suatu cara hidup yang menyeluruh. Masing-masing menggunakan bakat dan bakat alaminya sendiri-sendiri untuk menyampaikan ajaran Islam. Pendekatan sufi yang dinamik, penuh hikmah adalah satu langkah yang bijak dalam usaha mendekatkan masyarakat Jawa kepada Islam, suatu cara pendekatan yang patut ditiru menghadapi masyarakat yang berbeda di negeri kincir angin ini.
Referensi :
1. Islam in Netherlands. http://www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands/
2. PVV: geen Islam in Nederland. http://nos.nl/arti…/2005845-pvv-geen-islam-in-nederland.html
3. Nation of Anti-Islam. Is there more Muslims-bashing in the Netherlands than in any other countries? http://www.slate.com/…/exp…/2010/10/nation_of_antiislam.html
4. Hikmah Berdakwah: Suatu Penelitian Terhadap Pendekatan Dakwah Wali Songo. http://drahmadzakilatiff.blogspot.nl/…/hikmah-berdakwah-sua…

Wednesday, October 29, 2014

Keterpesonaan Seorang Jan Swammerdam

"Saya menyaksikan betapa luar biasa goresan tangan Yang Kuasa di dalam ciptaan yang mengagumkan dari seekor kutu."
- Jan Swammerdam (1637 - 1680)

Jan Swammerdam dikenal dunia sebagai seorang biologis. Masa kecilnya ia habiskan di kawasan Oude Kerk kota Amsterdam. Jan kecil sudah mulai senang mengamati berbagai macam serangga dan sebetulnya ia ingin mendalami kuliah di bidang entomologi, namun cita-citanya ini kemudian mendapat tantangan keras dari sang ayah yang bersikeras agar anaknya ini menjadi dokter dengan harapan bisa mendapatkan kehidupan yang layak. Perseteruan ayah-anak ini sempat berlangsung sengit yang memicu sang ayah memutuskan biaya studi entomologi hingga akhirnya Jan pun menempuh studi kedokteran di Universitas Leiden dan mendapatkan gelar dokter pada tahun 1667.
Selepas dari menyelesaikan kuliah di fakultas kedokteran, Jan kembali mempelajari kembali serangga dan mencari tahu berbagai mekanisme alam yang terjadi di dalamnya. Dalam kurun waktu 7 tahun (1667-1674) ia telah menulis dan menerbitkan tiga buku dan berbagai tulisan ilmiah. Tulisan-tulisannya setengah abad kemudian diterbitkan dalam bahasa Latin oleh Herman Boerhaave dengan judul 'Biblia Naturae' (Book of Nature).
Nama Jan Swammerdam diabadikan dalam "Swammerdam Institute for Life Sciences" di University of Amsterdam. Dikatakan bahwa "The scientific work of Jan Swammerdam was strongly influenced by his religious views. For him, studying the creatures of the earth revealed God's greatness." Ketertarikan Jan pada alam dan Sang Pencipta tampaknya tak terpisahkan. Dikabarkan bahwa Jan pernah melakukan 'retreat' selama 1 tahun lamanya, tidak melakukan aktivitas ilmiah dan berkutat memperdalam spiritualitas.
Kontribusi terbesar Jan Swammerdam dalam bidang Biologi adalah tulisannya yang membantu untuk memahami perkembangan serangga dan fase-fasenya yang berbeda dengan membedah dan mempelajari setiap bagian serangga hingga ke mekanisme fisiologisnya.
Walaupn harus berjuang melawan demam malaria yang mendera tubuhnya, Jan masih terus melakukan aktivitas ilmiah hingga akhirnya ia meninggal dunia pada usia 43 tahun.

Tuesday, July 29, 2014

Adaptation To Life Events

"The measure of intelligence is the ability to change."
- Albert Einstein

Alfred Russel Wallace, seorang penjelajah dan ilmuwan berkebangsaan Inggris memperhatikan bahwa burung-burung yang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lain - dengan jarak tempuh dari 5 km hingga 14.000 km mempunyai satu tujuan utama, yaitu mencari makan. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya itulah mereka menempuh perjalanan panjang dan membahayakan, tidak sedikit dari mereka yang tidak mencapai tujuan. Mereka bermigrasi dalam kelompok yang jumlahnya bisa mencapai jutaan burung untuk kemudian menemukan sarang baru yang dibangun bersama-sama dan tinggal untuk kurun waktu tertentu, sampai kemudian saatnya tiba bagi mereka untuk pindah dan mengulangi siklus hidupnya kembali.

Alam menunjukkan kepada kita bahwa perubahan itu adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan dan Sang Maha Pencipta sudah menyiapkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap setiap perubahan dalam setiap ciptaan-Nya.

Kita sebagai manusia juga didera oleh berbagai macam perubahan, mulai dari yang bersifat fisik: tubuh menua, kulit mengeriput, rambut memutih. Beberapa fase perubahan dalam hidup: masa kecil, masa remaja, dewasa, masa tua. Momen-momen penting dalam hidup: kelahiran, pernikahan, kematian. Dinamika yang terjadi dalam hidup: berganti kerja, pindah tempat tinggal, perceraian, boss baru, tetangga baru. Sampai dengan hal yang bersifat halus di dalam diri: mood swing, semangat-lelah, gembira-sedih, sholeh mode-on, bandel mode-on, rajin-malas. Semua dipergilirkan bagaikan siang dan malam.

Syaikh Ibnu 'Athaillah berpesan tentang hal ini:

“Allah Ta’ala memberi kamu kelapangan agar kamu tidak selalu dalam kesempitan. Allah Ta’ala memberi kesempitan kepadamu, agar kamu tidak hanyut di waktu lapang. Allah Ta’ala melepaskan kamu dari dua-duanya, agar kamu tidak menggantungkan diri, kecuali kepada Allah semata.”

Jadi, perubahan dalam hidup adalah suatu keniscayaan, always be prepared for it! Artinya juga tidak perlu panik saat perubahan itu datang, tenang dulu, take a deep breath, coba membuat jarak dengan fenomena yang sedang disajikan di hadapan kita, jangan reaktif ambil keputusan singkat ini-itu apalagi menghakimi diri dan kehidupan dengan sugesti-sugesti negatif seperti, "Ah sudah tidak ada harapan lagi" "Inilah akhir dari kisah cinta kita" (mengutip Glenn Fredly #halah!) "Habislah kita!" dsb seakan-akan Tuhan tidak punya daya mengatasi semua kesusahan kita yang membuncah.

When change come, take a deep breath and stay calm, we can adapt! hey...it's really not the end of the world

Wednesday, July 23, 2014

Pitfall of Democracy: Suara Terbanyak Belum Tentu Benar

*apalagi kalau curang dalam mengumpulkan suara
Sejarah mencatat proses demokrasi pertama kali terjadi saat pemerintahan Cleisthenes di Yunani tahun 507 SM, ia yang pertama kali menyerukan agar semua orang diperbolehkan untuk memberikan suara dalam rangka memilih wakil rakyat yang duduk di pemerintahan.
Asumsi dalam demokrasi adalah bahwa setiap suara benar-benar diperhitungkan untuk menghasilkan sesuatu yang baik atau benar. Tapi rasanya ini baru bisa terjadi kalau sebagian besar pemilih sudah paham mengenai konsep kebenaran (al haq) karena jika keputusan memilih itu dilandaskan oleh kepercayaan dengan dasar yang lemah, maka hal yang dipercaya itu belum tentu benar. Dikatakan dahulu terdapat beberapa contoh tentang khayalan kolektif tentang kebenaran yang kemudian terbukti tidak benar, misal bahwa bumi kita datar, bahwa bumi adalah pusat dari tata surya atau dulu orang pernah berpikir bahwa hewan tidak bisa merasakan sakit dan lain sebagainya. Dengan demikian tidak tepat untuk mengatakan sesuatu menjadi kebenaran hanya karena banyak orang yang mendukungnya.
Selain itu kenyataannya orang biasanya dipandu oleh kepentingan pribadinya (baca: ego) dalam memilih. Mereka memilih partai atau orang yang diharap akan paling menguntungkan mereka. Para elit partai itu barangkali juga sadar betul bahwa keuntungan yang mereka akan terima biayanya akan ditanggung oleh semua orang. Apakah ini adil atau merupakan sesuatu yang diinginkan?
Inilah risiko mekanisme pemilihan yang benama demokrasi, bahwa kehendak mayoritas bisa jadi lebih penting dari pertimbangan kebenaran. Kuantitas mengalahkan kualitas ; banyaknya jumlah orang yang menginginkan sesuatu mengesampingkan pertimbangan hati nurani dan akal dalam.
Menarik untuk mengamati bagaimanapun angin yang sedang berhembus di tanah air adalah seperti yang sekarang sedang terjadi. Memprihatinkan tapi insya Allah saya terima demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi saya persatuan bangsa itu lebih penting saat ini. Bukan berarti membenarkan perkembangan yang ada. Kita bekerja di bidangnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Buat saya itu berarti kembali menyusui bayi saya yang berusia 3 bulan, menjemput kakaknya yang berusia dua tahun di kinderopvang (playgroup) dan bersiap belanja untuk membuatkan masakan enak bagi suami tercinta 
Salam Indonesia Bersatu dan Berdaulat dari Amsterdam

Sunday, July 6, 2014

It's Okay To Make Mistakes

Anak saya yang berusia dua tahun belajar semua makanannya sendiri, walau kadang saya tidak beri kalau sedang cape, masalahnya pasti berantakan! Lebih dari separuh makanan biasanya berceceran di sekitar piring dan di bawah lantai. Butuh waktu dan tenaga lagi untuk membersihkannya dan sekarang dengan kehadiran si bungsu yang baru berusia dua bulan, kadang saya merasa tidak punya energi lebih untuk melakukan hal itu.

Tapi, saya pikir-pikir lagi, ini justru saat yang baik bagi dia untuk belajar mengontrol motoriknya, membiasakan diri memakai kedua tangannya untuk salah satu fungsi terpenting manusia yaitu makan! Oleh karenanya saya mengalah dan mengamati hamburan makanan di sekitarnya dengan rasa geli, it helps when you can laugh about it daripada ngedumel ngga menyelesaikan masalah ;)

Hari ini saya terpikir, mungkin begini juga cara Tuhan memperlakukan hamba-hamba-Nya yang masih berbuat salah menggunakan kehidupan dan sekian perangkat titipan-Nya dalam cara yang salah. Kadang Tuhan biarkan hamba-Nya melakukan kesalahan karena itu adalah sebuah proses pembelajaran. So who are we to judge?
Seperti kata Isa dalam injil "He that is without sin among you, let him first cast a stone at her." 
Everybody makes mistake, so please be kind ...

Saturday, July 5, 2014

Indonesia Menang!

Terinspirasi oleh antusiasme para sepakbola-mania mendukung tim dari negaranya masing-masing, apapun latar belakang, kepercayaan, ras dan perbedaan politik yang ada. Semua lebur jadi satu, kompak berharap negaranya yang menang.

Semoga siapapun yang diamanatkan rakyat untuk memimpin bangsa dapat menjalankan mandatnya dengan baik untuk memenangkan rakyat Indonesia melawan kebodohan, ketidakadilan, korupsi, kesewenang-wenangan, kemiskinan dan sekian banyak masalah yang menanti di depan mata.

Semoga KPU, Bawaslu dan lembaga pengawas pemilu lainnya serta pemerintah dapat menjadi wasit yang baik, jujur dan tegas dalam pertandingan antar putra -putra terbaik bangsa saat ini.

Semoga rakyat, para penonton dapat mengikuti 'pertandingan' dengan santun, menduduki tempatnya masing-masing, menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain baik lisan apalagi perbuatan, bisa menerima perbedaan dengan legowo. Bisa bersorak bersama untuk kemenangan bangsa Indonesia.

Ayo menangkan Indonesia!

Thursday, July 3, 2014

Tuhan Tahu Yang Terbaik Untuk Bangsa Ini

Guru saya berpesan, "Apapun opsi kehidupan yang dihadapi, pastikan untuk memilih pilihan yang makin mendekatkan kita kepada Tuhan."
Saya mencoba mempraktikkan kata-kata beliau dalam semua langkah kehidupan, sejak memilih sekolah, pekerjaan hingga memilih jodoh. Apalah lagi menghadapi pemilihan presiden beberapa hari mendatang saya memutuskan untuk memilih calon yang hati saya ringan untuk memilihnya.

Saya merasa apapun itu kalau kita ingat bahwa Tuhan berada di belakangnya membuat jadi lebih ringan dalam menjalani dan mudah untuk menerima, tidak hanya itu kita menjadi lebih santun dan elegan dalam menyikapi perbedaan dan bahkan keburukan orang.

Sangat membantu bagi saya pribadi kalau mengingat bahwa semua makhluk dalam genggaman-Nya.
Bukankah dia bisa begitu dengan ijin-Nya?
Bukankah tiada satu pun kata keluar dari mulut seseorang dan tulisan yang tertoreh tanpa kehendak-Nya?
Bukankah semua orang - baik atau buruk; memukau atau menyebalkan; manusia dengan segala kekurangannya adalah ciptaan-Nya? - dengan demikian apakah ketika kita menghina seseorang kita secara tidak langsung sudah menghina Yang Mencipta ?

Saya pribadi senang dengan perkembangan demokrasi di negara tercinta, khususnya di tahun ini, semua orang tampak antusias menyampaikan pendapatnya masing-masing. Saya hargai itu semua, saya kasih jempol kepada pendapat yang baik dan saya juga ikut mengkritisi pendapat yang tampaknya kurang proporsional. Semua bagian dari proses saling memberi pendapat selayaknya dalam keluarga tidak mungkin semua sama pendapatnya - lha wong saya sama suami saja berbeda dalam hal pilihan presiden ini, it's okay, ga masalah. Malah perbedaan itu jadi memperkaya khazanah, bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda dengan hati yang sejuk, ngga perlu emosi.

Nah, menjelang pemilihan presiden yang makin dekat ini, mari kita sama-sama hening sejenak, tanyakan pada hati nurani masing-masing tentang pilihan yang akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan-Nya. In the end its just between us and God...
Semoga penggal episode ini tidak sampai mencederai keimanan kita pada-Nya dan persaudaraan di antara kita yang dilandaskan kasih sayang yang murni.

Silahkan memilih dengan pilihan masing-masing dengan damai dan legowo
Apapun pilihan-Nya, Tuhan sudah menakdirkan yang terbaik untuk bangsa ini
Kita memang harus berikhtiar sebisa mungkin dan dengan cara yang baik
Tapi bahkan kuatnya keinginan kita tidak akan mampu mengoyak takdir-Nya
Let's vote and see where the wind blows and be happy about it ! :)

From Amsterdam with love
3 Juli 2014
9.49 am

Thursday, April 24, 2014

Pengalaman Melahirkan Di Amsterdam

My second pregnancy! Selalu merasa luar biasa merasakan gerakan sang buah hati setiap kalinya.
Memasuki minggu ke-40 dokter kebidanan menyodorkan formulir penelitian yang membandingkan kasus induksi di minggu ke-41 dan minggu ke-42 kehamilan, "just in case" katanya sembari memberi sinyal untuk membicarakan opsi dilakukan induksi di kedua waktu tersebut apabila belum ada tanda-tanda kelahiran, karena risiko pada bayi makin tinggi bila dibiarkan telalu lama di dalam rahim. Wah, hatiku sempat deg-degan, setiap hari aku semangat berjalan membawa si sulung bermain tidak lupa bersepeda ke Utrecht, Weesp atau Amsterdam Zuid, cemunguudh! biar ngga usah diinduksi dan bisa melahirkan normal, mengingat kelahiran pertama dilahirkan dengan Caesar, walaupun sepertinya 'enak' tinggal tidur bayi sudah ada di sebelah, tapi sakit setelah caesar bisa terasa hingga berbulan-bulan kemudian…so please God, ijinkan hamba bisa melahirkan normal kali ini :)

Sabtu, 19 April 2014, jam 3 dini hari bertepatan dengan usia kehamilan 40 minggu 3 hari mulailah merasakan kontraksi lebih intensif, setiap 7-10 menit dan makin nyeri. Kontraksi sudah terasa lebih sering sejak Kamis, kami menghitung dengan menggunakan "Contractions Timer" yang diakses di internet, pokoknya mengikuti saran dokter, "Kalau kontraksinya sudah setiap 5-7 menit telp rumah sakit!". I feel like this is the time. Supaya lebih nyaman, saya biarkan dulu beberapa saat, sambil shalat malam dan menunggu pagi hari.

Jam 8 pagi kami sudah tiba di RS AMC Holendrecht, Amsterdam, setelah membuat janji via telp. Suasana rumah sakit tampak sepi, mungkin karena libur panjang Good Friday disambung Paskah. It's as if we're the only patient there. Kami dipersilahkan masuk ke ruang observasi, dipasang alat CTG untuk memantau detak jantung bayi dan kontraksi ibu, kamar yang nyaman untuk satu orang. Setelah itu bidan dan co-assisten datang menyapa hangat dan tak lupa mengukur vital signs, and by the way the temperature HAVE TO -with a capital words- be per rectum, ugh…aku coba ngeles, "i feel fine, dont feel any fever", dan si co-assistent menjawab sambil tersenyum , "yes but its the procedure".."ok" sanggahku, "can't it be via axilla?" (kan tinggal ditambah 0,5 derajat-an pikirku. "sorry, it has to be per anus"…duh…tai bisa mengelak yo wis, well at least they let me do that by myself :D

Jalan Teruus…

"It's only 1 cm of opening, but the cervix is already soft" , deg! jangan-jangan disuruh pulang lagi, batinku, males banger mesti bulak-balik, and I'm pretty sure saatnya sudah dekat karena merasakan intensitas nyeri yang mulai meninggi.

"why don't you take a walk for two hours, and then be back here, we'll see it from there, but if there's no progress i think it will be better for you to rest at home .."
Yawdah, kita jalan2 aja! ajakku pada suami yang sangat kooperatif dan siap membantuku. Akhirnya kita jalan mencari restoran yang sudah buka pada jam 10an pagi, La Place at Bullewijk akhirnya menjadi tempat kami nongkrong menunggu saatnya tiba, di jalan sesekali aku berhenti dan berpegangan pada suami menahan nyeri kontraksi yang datang mulai 5 menit.

Kami kembali ke rumah sakit sekitar pukul 1 siang, menyempatkan diri berdoa bersama di ruang meditasi yang diperuntukkan bagi semua agama, ruang yang sangat tenang. "Ya Allah berikan persalinan yang lancar untuk Adinda…" aku pun mengaminkan doa suami.

"It's 2 centimeters opening and the cervix getting thinner", begitu kata Residen Obgyn yang memeriksaku kali ini. "I think we're going to put you in the maternity wards and observe you there"
"Yes! alhamdulillah" senangnya ngga disuruh pulang lagi, this is it!
Kami diajak memasuki ruangan nyaman dengan satu tempat tidur merk bagus (HR) - haha..i know about this stuff dari pengalaman kerja di perusahaan distributor alat kesehatan, dan memang nyaman banget tempat tidurnya, desain ruangan VIP padahal kami cuma membayar premi asuransi paket standar :)

Tidak berapa lama dua orang perawat yang ramah berusia 40-50an datang mengukur suhu dan mengajak bercanda, i feel an instant click with them. Sambil bercanda mereka bilang, "Our shift ended at 11 pm, so you have to deliver the baby before our shift ended!" sambil menyemangatiku.

Memasuki jam 4 sore, bukaan sudah 4-5, kontraksi makin terasa sakit dan untuk berjalan pun sudah terasa berat. Perawat memberi saran untuk istrirahat saja karena saya sudah banyak jalan dari pagi, siapkan tenaga untuk persalinan yang diperkirakan akan jatuh malam ini. Kami menunggu saat-saat pembukaan lengkap sambil nonton film seri Heroes di net flix - kebetulan fasilitas wifinya oke banget. Memasuki pembukaan 6-8 saya sudah tidak bisa menikmati nonton film, bahkan muffin coklat kesukaanku yang disediakan suami tidak tampak menggairahkan saat itu, i just fighting the pain of contraction yang datang setiap 3 menit. Jam 8 malam, saat pembukaan 8 cm sang dokter residen mengambil tindakan memecahkan air ketuban, setelah sebelumnya mengeluarkan isi kandung kemih. Dan mulailah saat-saat terberat periode kontraksi karena kepala makin mendesak pintu rahim dan belum boleh ngeden sebelum pembukaannya lengkap…woow, by far that is the most painful thing i've ever experienced in my whole life!

Memasuki jam 10 malam pembukaan sudah lengkap, mulailah saat persalinan dipimpin oleh dokter residen obgyn, dua orang perawat baik hati yang kemudian tinggal hingga jam 12 saking nungguin si bayi lahir..(so sweet of them), saat aku tanya sama mereka jam 11.30.."hey aren't your shift over at 11?" - di sela1-sela menunggu kontraksi untuk 'push' berikutnya, mereka cuma bilang "ssshhh.." haha..

Akhirnya setelah berganti posisi duduk untuk melakukan "push", kepala bayi mulai keluar aku disuruh 'hold' dan ganti posisi untuk mencegah robekan jalan lahir yang dahsyat. Akhirnya Rumi Isaiah Sugihartono lahir pukul 00.02 bertepatan dengan hari Paskah.

Semua nyeri rasanya hilang setelah memeluk si jabang bayi dan mendengar tangisannya. Setelah itu kami tidur bersama - rooming in- dan paginya diperbolehkan pulang setelah mandi dan sudah bisa buang air kecil, and they have to make sure i can pee…belum boleh pulang kalau belum bisa katanya, just to make sure…What a 16 hours!

Wednesday, April 16, 2014

Kebebasan Hidup Menurut Platon

Berbeda dengan pendapat umum tentang kebebasan hidup yang cenderung menjurus kepada kebebasan finansial (baca: bebas melakukan apapun, tidak usah kerja dan keliling dunia), maka Platon cenderung membedakan kebebasan hidup dari hidup sedentari (bermalas-malasan). Menurut Platon, kebebasan hidup bukan berarti seseorang menjadi pasif, akan tetapi tetap menggunakan akal dan raga dalam kekaryaan nyata, tidak sekadar berdiam diri.

Suatu kegiatan yang dilakukan dari dalam jiwa seseeorang berfungsi membebaskan jiwa dan dengan demikian akan memberikan kebahagiaan hakiki pada orang tersebut.  Inilah sebabnya tujuan utama dari pendidikan adalah untuk mengarahkan setiap individu kepada fitrahnya masing-masing, pekerjaan sejatinya.

Menurut Platon, setiap orang mempunyai misi untuk memenuhi tujuan hidupnya secara tepat, sebagaimana kelinci pandai melompat, burung yang pandai terbang, ikan yang pandai berenang dsb. Setiap makhluk diciptakan dengan membawa keahliannya yang spesifik. Menemukan kegiatan yang spesifik itu akan membuat orang terbebas jiwanya, ia bekerja tapi jiwanya bernyanyi, suatu kegiatan yang bersifat “play-like”. Tugas kita selama hidup di bumi ini adalah untuk menemukan harta karun yang tersimpan dalam diri masing-masing, yang tanpanya kita tidak akan pernah merasakan kebebasan sejati dalam hidup, yang tanpa menjalaninya waktu kita hanya habis dari satu kegiatan acak ke kegiatan acak lainnya.


Sumber : http://www.uiowa.edu/~lsa/bkh/200/platoarticle.htm

Thursday, March 13, 2014

Sekilas Mengenai Radang Sendi (Arthritis) Ditinjau Dari Perspektif Sosial Dan Sistem Pengobatan Ayurvedha


 Data antropologi dan  ilmu-ilmu sosial biasanya jarang menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam seseorang mengenal suatu penyakit dan pendekatan terapi yang sesuai dengan situasi dan kondisi seseorang. Padahal banyak kearifan local dan yang diwariskan leluhur bernilai tinggi dan menjadi data yang penting dalam hal penanganan radang sendi.

Sang penulis disini menggunakan banyak data antropologis dari area New Delhi ditambah dengan berbagai literature mengenai Terapi Ayurveda dan Unani. Menarik untuk melihat banyak hal yang kita anggap ‘kata orang dulu’ ternyata juga diakui di belahan dunia lain.

Dalam dunia kedokteran yang telah terbagi menjadi sub spesialisasi, Rheumatologi (ilmu yang mempelajari tentang kelainan sekitar persendian) merupakan bagian dari Internal Medicine (ilmu penyakit dalam). Bayangkan, seseorang harus menempuh jenjang pendidikan selama kurang lebih 12- 14 tahun (dari mulai dokter umum menjadi seorang sub spesialis rheumatologi) untuk mempelajari khusus penggal tubuh manusia ini. Dengan bantuan teknologi saat ini sudah teridentifikasi sebanyak ratusan kondisi kelainan sendi. Adapun terapi utamanya masih berkisar pada penanganan nyeri dengan tambahan terapi sekunder berupa terapi fisik sampai operasi penggantian sendi.

Humoral Medical Systems

Pendekatan tata laksana rematik dengan berdasarkan sistem cairan tubuh manusia banyak dipelajari pada jaan Yunani Kuno, Islam Timur, India dan Cina; yang kemudian berkembang ke berbagai wilayah di dunia seiring dengan jalur perdagangan, migrasi dan penaklukan suatu di suatu wilayah.

Dalam khazanah Humoral Traditions penyakit rematik digolongkan dalam penyakit yang disebabkan karena kondisi tubuh yang ‘dingin’ atau ‘berangin’ (agak mirip dengan term masuk angin yang dikenal di Indonesia). Oleh karenanya berbagai aktivitas atau makanan yang menambah suasana ‘dingin’ atau ‘angin’ di dalam tubuh akan memperburuk kondisi rematik. Misal terpapar udara dingin atau angin, makan atau minum yang banyak mengandung gas dll.

Penyakit rematik sudah dikenal lama, pada masa awal agama Buddha (400 SM) rematik ini dikenal sebagai kelainan yang diakibatkan adanya angin di dalam sendi, oleh karenanya mereka melakukan pengobatan berupa bekam (mengeluarkan darah kotor yang bercampur ‘angin’), mengoleskan minyak tertentu yang memberikan sensasi panas yang keduanya berfungsi untuk menarik udara keluar dari sendi.

Hubungan Rematik dan Saluran Cerna

Seorang ahli terapi kesehatan berkata bahwa ada dua hal yang menjadi pintu sehat atau sakit, tergantung cara kita menjaganya; dua hal itu adalah pikiran dan saluran pencernaan.  Dalam kasus penyakit rematik ternyata sistem pengobatan Ayurveda dan Unani mengakui adanya hubungan antara kondisi saluran cerna seseorang dan gejala rematik yang timbul. Dikatakan bahwa saluran cerna yang kurang berfungsi dengan baik menyebabkan makanan tidak dicerna dengan sempurna sehingga banyak menghasilkan udara atau disebut dengan “stomach wind”. Tidak kurang dari pengobatan kuno India dan juga bapak kedokteran dari Arab, Ibnu Sina berpendapat bahwa “kelebihan angin adalah penyebab dari banyak penyakit. Kelebihan angin yang dihasilkan oleh pencernaan yang tidak sempurna itu juga dapat terbawa oleh sirkulasi ke daerah otak – sistem saraf pusat - yang kemudian menimbulkan banyak kelainan  seperti kelumpuhan, stroke bahkan penyakit gila. Orang kuno di India sudah turun temurun menyadari ini sehingga mereka tidak jarang memberikan “digestive powder” bagi orang yang terkena rematik.

Hubungan Rematik, Aktivitas dan Lingkungan

Banyak orang di India mempunyai pemahaman akan pengaruh kondisi dingin dan kejadian rematik. Mereka menghindari makan terlalu banyak makanan atau minuman dingin di satu waktu, duduk terlalu lama di depan kipas angin atau di dalam ruangan yang ber-AC, menghindari mandi di malam hari terutama saat musim dingin. Mereka juga percaya bahwa apabila seseorang bekerja terlalu keras hingga “overheated” kemudian tiba-tiba mendinginkan badannya secara cepat, perubahan suhu yang mendadak ini dapat mencetuskan kejadian rematik.

Hubungan Rematik dan Kepribadian Seseorang

Kepribadian seseorang dapat berpengaruh terhadap metabolisme tubuh dan jenis penyakit yang dibawanya, karena tipe kepribadian tertentu punya kelemahan tubuh di area tertentu. Orang yang rentan terkena rematik adalah yang berkepribadian “cold nature” atau “windy nature”. Ibnu Sina juga mengatakan hal yang serupa, bahwa orang dengan kepribadian phlegmatic cenderung mudah terkena rematik.

Menelaah suatu penyakit dari berbagai sisi; kedokteran, sosial, kultur, lingkungan dsb akan membawa kita kepada pemahaman yang utuh akan gejala yang sedang terjadi pada tubuh untuk kemudian menerapkan terapi yang dengan pendekatan yang menyeluruh.


Sumber: Judy F Pugh. “Concepts of arthritis in India’s medical traditions: Ayurvedic and Unani perspectives”. Social Science & Medicine Jornal. Vol 56, Issue 2, January 2003, p. 415-424.

Wednesday, March 12, 2014

Katanya Allah Maha Besar

Guru saya suatu hari berkata, "Banyak orang yang sholat tapi shalatnya tidak membawa kebaikan bagi dirinya, bahkan makin jauh dari Tuhan, karena dia bohong dalam sholatnya. Berpuluh-puluh kali dia katakan 'Allahu Akbar' dalam sholat tapi dalam keseharian hatinya masih terombang-ambing oleh urusan dunia…"

Kita seringkali baru sekedar berkata di lisan "Allahu Akbar - Allah Maha Besar", padahal seharusnya diiringi dengan kesadaran bahwa Ia lebih Besar kuasanya dibanding semua problematika hidup yang mengelilingi. Diberi ujian anak sakit lantas panik, diberi fenomena konflik dengan rekan sekantor atau famili kemudian jadi pikiran berhari-hari hingga mengganggu konsentrasi sholat, dihadirkan pasangan hidup malah sering cekcok. Ah, benar firman-Nya dalam Al Quran bahwa manusia itu makhluk yang banyak berkeluh kesah, astaghfirullah….

Tuesday, March 11, 2014

I Wish I Believe In Life After Death

Siang kemarin saya berbincang dengan seorang perempuan Belanda yang berkunjung ke rumah dalam rangka sebuah program sosial yang bertujuan untuk membantu orang yang baru datang ke Belanda agar bisa berintegrasi dengan lebih baik. Sang ibu yang tampak energik di usianya yang ke-65 tahun, masih naik sepeda kemana-mana dengan dandanan yang trendi tak kalah dengan anak muda dan postur yang atletis berbagi sepenggal ceritanya yang membuat saya tertegun.

Dua tahun yang lalu suaminya yang terkasih meninggal karena kanker tiroid, penyakit yang tiba-tiba datang dan memporak-porandakan badannya dalam waktu 7 minggu saja, "we didn't saw it coming.." katanya lirih, sembari menceritakan betapa ia dan suaminya menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia selama 42 tahun, mempunyai 2 anak dan 2 cucu, dan sudah merencanakan liburan sana-sini, renovasi rumah dan seabreg kegiatan yang akan dilakukan bersama lainnya.

"When you lost someone that have shared 42 years of togetherness in love, you'll feel like there's a big piece of you that is missing. Of course i'm happy now with my children and cute grandchildren, but i am happier when he was around…" tuturnya sendu. "I'm not into religion, therefore i don't really believe in the life after death, i wish i do now so i know i have hope that we'll be together again…"[]

Sunday, February 2, 2014

Allah Berkehendak Melaksanakan Urusan-Nya

"Dan ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit menurut penglihatan matamu dan kamu diperlihatkan-Nya berjumlah sedikit menurut penglihatan mereka, itu karena Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan."
(QS Al Anfaal [8]: 44)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwa saat Perang Badar, Allah membuat pandangan kaum mukminin dan kaum kafirin mengira bahwa jumlah pasukan yang akan mereka hadapi adalah sedikit sehingga hal itu membangkitkan optimisme pada masing-masing pihak. Pada kenyataannya pasukan muslim hanya berjumlah 313 orang melawan pasukan kafir sebanyak 1000 orang. Allah pun menurunkan bala bantuannya berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut saat perang berkecamuk. Dan akhirnya peperangan dimenangkan oleh kaum mukminin.

Begitulah, adalah mudah bagi Allah saat Dia " … berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan…" semua akan terjadi, karena tidak ada setitik pun kehidupan yang berada di luar kendali-Nya. Kalau kita meyakini satu prinsip ini dengan sebenar-benarnya, maka tentu tidak ada masa lalu kita yang 'salah jalan' karena semua dalam kehendak-Nya. Suatu hal yang tampaknya kacau, satu episode kehidupan yang kita anggap sangat kelam dan ingin kita hapus dalam lembaran kehidupan kita ternyata masih merupakan bagian dari "urusan yang harus dilaksanakan". 

Acceptance is the first key
Tampaknya kita tidak bisa berjalan dengan baik bila kita belum menerima keseluruhan diri, lingkungan, keluarga, masa lalu dan apapun yang telah Dia berikan dalam jenjang waktu sekian tahun kehidupan kita yang telah berlalu. Semuanya merupakan informasi yang penting yang menceritakan siapa diri kita dan bagaimana cara Dia berkomunikasi dengan sangat personal dengan masing-masing hamba-Nya.

Guru saya selalu mengingatkan muridnya agar mempunyai hati yang kuat, "jangan mengeluh!" kata beliau di banyak kesempatan. Memang saat hati belum menerima dengan baik peran dan kondisi yang Sang Maha Kuasa berikan per hari ini, apakah itu kondisi keluarga, rumah tangga, anak, pasangan, pekerjaan, lingkungan rumah dan lain-lain yang melingkupi kehidupan, kita cenderung mengeluh dan akhirnya tidak bisa mengalir dengan berserah diri dan suka cita dalam aliran takdir-Nya.

Akhirnya bagaimanapun kuatnya keinginan kita, Dia berkehendak melaksanakan urusan yang harus dilaksanakan…

(Amsterdam, 2 Februari 2014. 3.42 pm)

Tuesday, January 21, 2014

Diamlah dan Dengarkan Ia Berbicara

You are a book.
You have to write, nothing else.
You have to write what is said, nothing else.
The book should not talk.
If it does, it wastes time.
You have to write!

(Bawa Muhaiyaddeen)

Guru saya berpesan agar kita senantiasa menjadi anak "Sang Waktu", mengikuti setiap torehan pena kehidupan yang Dia tetapkan dengan seksama dan ikhlas, agar pesan-Nya yang tersembunyi di setiap momen kehidupan dapat dimengerti.

Ya, kita akan mengalami pertarungan batin, mempertanyakan kenapa begini-kenapa begitu, berkeluh kesah dan kesulitan untuk menjalani apa yang Dia tetapkan di saat-saat tertentu, dan alih-alih kita berserah diri mencoba menyelaraskan hati dengan kehidupan yang Dia berikan per hari ini, pikiran kita sibuk merekayasa dan mencari jalan keluar dari apa yang kita anggap ketidaknyamanan. 

Bukan berarti kita menjadi fatalis dan memilih duduk berpangku tangan membiarkan roda kehidupan menggerus sisa umur kita di dunia. Kita merencanakan hidup dan berusaha memberikan kontribusi yang terbaik selama kita masih bernafas, tapi kita juga harus cukup tahu diri bahwa ada yang Maha Kuasa yang mengatur kehidupan semesta. Kita adalah buku dan Dia yang menuliskan sang pena dalam  timbangan ilmu dan keadilan-Nya yang sempurna. Jadi diamlah dan jadilah buku yang baik yang menyediakan halaman demi halamannya untuk ditulis dengan seksama oleh Sang Pemilik Buku. 

Diamlah saat menghadapi kegalauan dan ketidakmengertian hidup
Diamlah saat bencana datang menghancurkan hijab-hijab dalam hati kita
Diamlah saat kau merasa bosan dan ingin berbuat yang tidak-tidak
Diamlah dan bersabarlah karena engkau akan dibuat mengerti suatu saat nanti
Dan engkau baru menyadari nanti bahwa tidak ada sesuatu pun yang sia-sia
Dan bahwa desain-Nya adalah yang terbaik
Dan engkau memohon kepada-Nya agar diberi kesempatan kedua menjalani hidup dengan lebih ikhlas
Tapi permohonan nanti akan terlambat
Jadi, diamlah dan sabarlah sekarang juga
Hidupmu hanya sekali di dunia ini
Dia sedang menguji mana hamba-Nya yang betul-betul sabar…

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, 
padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu
dan belum nyata orang-orang yang sabar…" (QS Ali Imran [3]: 142)

(Amsterdam, 21 Januari 2014. 10.59 am)

Wednesday, January 8, 2014

Pengalaman Memeriksa Kehamilan di Negeri Belanda

Di negeri ini pemeriksaan pertama kehamilan dilakukan semua oleh bidan karena sistem rujukan berbasis asuransi yang sudah berjalan lama, sehingga hanya pasien dengan indikasi tertentu yang ditangani oleh dokter spesialis kandungan. 

Ada beberapa hal yang membuat saya terkesan dengan pelayanan pemeriksaan kehamilan di sini:
1. Jadwal yang presisi
Pembuatan janji pemeriksaan dilakukan via telepon dan biasanya beberapa hari sebelumnya pengelola klinik menelepon atau mengirim surat sekedar mengingatkan tentang janji yang telah dibuat. Dengan jadwal yang pasti pasien tidak perlu dibuat mengantri dan menunggu lama di ruang tunggu. Waktu itu saya mempunyai janji jam 10 pagi, maka saya akan datang 5 menit sebelumnya dan pemeriksaan berjalan selama sekitar 30 menit. Di lain sisi, apabila pasien mangkir, tidak datang tanpa pemberitahuan pasien akan tetap membayar biaya konsultansi.

2. Ramah dan Informasi yang Detail
Keramahan dan kehangatan langsung terasa begitu pertama kali sang bidan menyapa, senyum yang mengembang dan sapaan yang bersahabat membuat kita 'feel at home'. Diagnosa dilakukan terarah karena ada formulir isian (check list) untuk memastikan tidak ada informasi yang tertinggal.

Setelah itu pemeriksaan USG dilakukan dengan seksama oleh sang bidan,  setiap bagian janin diterangkan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sang bidan akan menunjukkan setiap bagian yang sedang dia ukur (misal lingkar kepala, nuchal thickness dll) dan membreitahu apakah kondisi janin dalam batas normal, hal ini tentu membuat kedua orang tua senang dengan informasi menyeluruh yang diberikan, karena tidak ada yang lebih melegakan bagi seorang ibu khususnya ketika mengetahui bahwa janin yang dikandungnya dalam kondisi sehat.

Menjelang pulang, saya dibekali berbagai buku berisi panduan gizi, panduan kehamilan, tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan, dsb dengan jumlah total sekitar 7 buku yang dicetak apik. Kemudian sang bidan mengisi kartu check list untuk menjadwalkan pemeriksaan laboratorium dan membuat janij untuk pemeriksaan kehamilan selanjutnya.

Karena riwayat persalinan saya sebelumnya melalui Bedah Cesar, maka saya dijadwalkan berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan di rumah sakit terdekat yaitu Amsterdam Medisch Centrum. Satu bulan sebelum pertemuan yang telah dijadwalkan dengan dr spesialis ybs saya dikirim satu amplop yang berisi 15 halaman form isian riwayat kesehatan, keluarga dan kehamilan sebelumnya; petunjuk arah ke poliklinik kandungan RS AMC, beserta daftar dokumen yang harus dibawa. Di dalam surat pemberitahuan itu disebutkan bahwa saya harus datang 15 menit lebih awal dari jadwal untuk membuat Patienten Pas , semacam kartu member rumah sakit dengan syarat membawa kartu residence permit dan kartu asuransi. Proses pembuatan patienten pas yang lengkap dicetak dengan foto kita di atasnya berlangsung hanya 5 menit.

Di poliklinik saya kemudian disambut oleh seorang gadis ramah yang memperkenalkan dirinya sebagai co-assistant, semua data saya dimasukkan olehnya ke dalam sistem komputer dan ia melakukan pemeriksaan awal berupa anamnesa, pemeriksaan tekanan darah, melakukan manuver Leopold dan memasang alat Doppler untuk memgetahui suara dan frekuensi jantung bayi. Semua dilakukan di kamar khusus dan terjaga privasinya. Kemudian saya disuruh menunggu sebentar hingga dokter spesialis siap dengan pasien berikutnya.

AMC adalah rumah sakit pendidikan, saya jadi teringat suasana waktu saya jadi koasisten di RSHS 12 tahun yang lalu. Disini tampak hubungan dokter spesialis dengan ko-asisten seperti kolega, sang koasisten respek terhadap seniornya dan sang senior juga menjaga juniornya dengan baik dalam suasana yang harmonis :) Sesekali bahkan sang dokter tidak sungkan untuk bertanya tentang sesuatu (kami sedang mengisi kuesioner penelitian yang saya setuju untuk mengikutinya; yaitu Rotterdam Reproductive Risk Reduction Score Card). Disini saya merasa dilayani di rumah sakit pendidikan dengan baik, kita diberi tahu sejak awalakan keberadaan koasisten dan peranan mereka, juga perihal beberapa form isian yang bisa kita dapatkan apabila kita bersedia mengikuti program penelitian, dengan keuuntungan pemeriksaan yang lebih detail walaupun meluangkan waktu sedikit lama, tidak masalah buat saya selama semuanya dijalankan dengan  baik.

(Bersambung ke pemeriksaan selanjutnya...;))

Monday, January 6, 2014

Saat Dibuat Mengerti

Sepanjang pengalaman pribadi saya menghadapi kebingungan hidup, sungguh ketika Yang Maha Ilmu mengungkapkan sedikit saja pengetahuannya agar dimengerti oleh hamba-Nya maka itu membuat penerimaan saya terhadap hal yang terjadi menjadi sangat mudah.

Ketika dibuat mengerti, kita menjadi lebih toleran mensikap perbedaan atau hal yang bertentangan dengan keinginan kita dalam keseharian.
Ketika dibuat mengerti, kita menjadi lebih sabar menunggu saat dikabulkannya doa kita.
Ketika dibuat mengerti, kita menjadi lebih menghayati takdir keseharian kita dan menjalaninya dengan senyuman.

Di dalam Al Quran terdapat sepenggal kisah monumental yang Allah abadikan, tatkala salah satu Nabi Allah, Musa as diajari oleh Khidir as melalui tiga peristiwa yang membuat seorang nabi sekaliber Musa as pun dibuat kebingungan. Adalah saat Khidir as membukakan pengetahuan di balik mengapa beliau melubangi perahu, memenggal kepala anak kecil dan membangun tembok sebuah rumah, maka Musa as mengerti dan dapat menerima semua kejadian itu sebagai bagian dari pembelajaran Ilahiyah.

Dalam hidup kita pun sama, tak terhitung berapa kali kita dibuat bingung dan tak mengerti oleh suatu persoalan atau harus menunggu saat dikabulkannya doa yang kerap kali membuat hati kita menjerit, apakah Tuhan memang ada?
Timbangan keadilan-Nya yang dipahami sepotong-sepotong cenderung membuat kita berontak melalui penggal demi penggal kehidupan. Memang Allah Taála memberikan jurus 'praktis'menghadapi ketidaknyamanan sementara tersebut yang Dia tuangkan dalam firman-Nya dalam Al Quran, yaitu dengan "Sabar dan Shalat". 
Sabar menunggu dan menjalani ketetapan-Nya walau masih harus mengelus dada menghadapinya.
Sabar menelan hidangan keseharian-Nya, walau hati masih gaduh dengan keluhan.
Sabar saja dan tunggu, Dia selalu memberikan pertolongan-Nya.

Bandung, 18 Des 2013. 06.15 am