Siang kemarin saya berbincang dengan seorang perempuan Belanda yang berkunjung ke rumah dalam rangka sebuah program sosial yang bertujuan untuk membantu orang yang baru datang ke Belanda agar bisa berintegrasi dengan lebih baik. Sang ibu yang tampak energik di usianya yang ke-65 tahun, masih naik sepeda kemana-mana dengan dandanan yang trendi tak kalah dengan anak muda dan postur yang atletis berbagi sepenggal ceritanya yang membuat saya tertegun.
Dua tahun yang lalu suaminya yang terkasih meninggal karena kanker tiroid, penyakit yang tiba-tiba datang dan memporak-porandakan badannya dalam waktu 7 minggu saja, "we didn't saw it coming.." katanya lirih, sembari menceritakan betapa ia dan suaminya menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia selama 42 tahun, mempunyai 2 anak dan 2 cucu, dan sudah merencanakan liburan sana-sini, renovasi rumah dan seabreg kegiatan yang akan dilakukan bersama lainnya.
"When you lost someone that have shared 42 years of togetherness in love, you'll feel like there's a big piece of you that is missing. Of course i'm happy now with my children and cute grandchildren, but i am happier when he was around…" tuturnya sendu. "I'm not into religion, therefore i don't really believe in the life after death, i wish i do now so i know i have hope that we'll be together again…"[]
No comments:
Post a Comment