Tuesday, January 26, 2016

Ketaatan Yang Membuat Alam Teratur

"Perhatikanlah kalian segala yang ada di langit, bagaimana semuanya tidak berubah (melainkan berada) di orbitnya masing-masing, dan benda-benda bercahaya yang ada di langit, bagaimana mereka terbit dan terbenam secara teratur sesuai dengan musimnya, dan tidak melampaui batas terhadap apa yang telah ditetapkan terhadap mereka.
Saksikanlah oleh kalian bumi, dan perhatikan semua yang ada di atasnya semenjak (penciptaan) yang pertama hingga yang terakhir, bagaimana teguhnya mereka (dalam ketaatan), dan bagaimana tak ada satu pun di dalamnya yang berubah, demikianlah seluruhnya adalah ciptaan Tuhan yang ditampakkan kepadamu."
(Kitab Nabi Idris 2:1-2)
====
Setiap ciptaan diciptakan dengan mengemban maksud yang khusus dari Sang Pencipta, suatu misi suci, peran dan amanah agung yang tersimpan khazanahnya dalam setiap ciptaan apapun itu.
Keteraturan yang kita lihat di semesta yang membuat kita bisa berdecak kagum karenanya atau keindahan alam di dunia sesungguhnya bisa dinikmati semata-mata masing-masing mereka bertasbih dalam karsa-Nya dan menjalankan perintah Sang Pencipta.
Sang air tahu bagaimana harus mengalir dan tidak memaksakan diri mengeras seperti batu. Sang batu juga tahu diri untuk tetap dalam bentuknya yang statis dan tidak ngoyo ingin berhembus seperti angin. Bayangkan kalau setiap komponen alam kehilangan jati dirinya. Angin ingin diam seperti batu, air ingin merambat seperti tanaman atau api ingin beterbangan seperti awan di langit, maka akan terjadi kekacauan di bumi.
Manusia pun begitu, ada komponen air, api, angin dan tanah dalam dirinya dengan kadar yang berbeda-beda untuk setiap orang yang harus dikenali dan diberi porsi yang tepat dalam kehidupan. Apabila raga dan segala komponennya sudah tertata rapih, maka semoga sang benih suci yang ada dalam jiwa masing-masing insan akan tumbuh dengan baik dan membuahkan hasanahnya masing-masing.

Friday, January 22, 2016

Toto Tentrem Kerto Raharjo

Saat menerangkan arti "Toto Tentrem Kerto Rahardjo" Guru saya menekankan pentingnya menata diri, mulai dari jasad dan kehidupan lahiriah sebelum kemudian menata yang batin. Ada alasannya kenapa proses penciptaan bumi membutuhkan empat hari sebelum akhirnya menata urusan langit dalam dua hari terakhir. Artinya, jangan muluk-muluk bicara tentang surga kalau keluarga dan segala amanah yang ada di tangan terabaikan juga jangan mimpi mendapat pencerahan spiritual kalau kerja atau belajar asal-asalan.
Hati bisa tentram kalau kehidupan tertata dengan baik. Dimulai dengan menata yang dekat, raga kita kapan mandi, kapan keramas, gunting kuku atau manicure (jika perlu). Kapan waktu dengan keluarga dan kapan waktu bekerja. Kapan perlu belanja dan kapan diupayakan menahan keinginan sehingga ngga perlu ngutang untung beli-beli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu amat, kan hati tentram kalau ngga ada hutang wink emoticon
Jadi teringat almarhum Mursyid suka menasihati murid-muridnya, "Kalau ngga punya uang, jangan jalan-jalan ke mall."
Melihat sesuatu itu menimbulkan keinginan, kalau keinginan itu diproses terus di dalam pikiran, dari karsa timbul jadi karya - dan sedemikian rupa dicari-cari jalan untuk mendapatkan barang impian, walau memaksakan diri - karena sebenarnya uangnya nda ada, tapi kata si hawa nafsu "kan bakal gajian bulan depan!" ambil aja cicilan 6 bulan dst dst...dan tanpa sadar kita sudah menjadi budak dari konsumerisme. Beranjak dari satu produk ke produk lain, heboh luar biasa kalau ada produk baru, rasanya belum pol kebahagiaan kalau belum mendapatkan barang yang dimaksud. Yes, it's the rat race of modern society. Keep running, keep spending money and go on...and go on...
Sementara di ujung gang becek tak jauh dari rumah kita, ada si miskin yang memutar otak dan membanting tulang sedemikian rupa sekadar memikirkan makan apa besok, bisa bayar uang sekolah anaknya bulan depan atau bagaimana caranya menebus resep yang tidak ditanggung oleh pemerintah.
Bukannya nda boleh menikmati hasil jerih payah sendiri. Tapi jangan lupa di dalam harta kita juga ada hak si miskin yang sedang menanti uluran tangan.
Lebih banyak berbagi, semoga hati dan keluarga menjadi lebih tentrem...

Sunday, January 17, 2016

Tips Menghadapi Orang Nyebelin

Isa Al Masih a.s. dan para sahabat suatu hari melewati bangkai anjing yang telah berbau busuk, terlihat para sahabat menutup hidungnya dan ada yang mencibir bau bangkai dan pemandangan tidak sedap yang terlihat. Akan tetapi akhlak luar biasa Sang Nabiyullah berbicara beda, beliau spontan berkata, "Lihatlah betapa putih giginya!"
Beliau yang sedang mengajarkan bagaimana sikap menghadapi keburukan, yaitu lebih menekankan kepada keindahan dan kebaikan.
Namanya hidup berinteraksi dengan manusia pasti tidak lepas dari gesekan. Ada saja kalanya perkataan atau tingkah laku orang yang membuat kita jengkel atau bahkan menyakiti hati. Bagaimana cara terbaik menghadapinya? Tips dari Rasulullah SAW adalah, "...Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084).
Jadi, kalau baca postingan nyelekit, mendengar hal yang tidak menyenangkan dan menghadapi orang-orang yang berperilaku negatif, stay cool and don't lost your beauty. Jadilah seperti bunga, makin dihancurkan malah mengeluarkan wewangian. Kalau kita balas makian dengan makian yah sebelas dua belas dong. Maksudnya kita kan ingin belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Easier said than done? Yes, probably.
Tapi kalau bukan dalam kehidupan yang sekarang ini kita berjuang mati-matian menjadi orang baik trus kapan lagi?

Sunday, January 3, 2016

Anak Belajar Melalui Contoh Keseharian

Orang tua saya tidak pernah memaksa saya melakukan sholat.
Namun saat melihat ayah saya sujud di atas sajadah mengenakan sarung kotak-kotak kesayangannya tampaknya sangat berbekas ke dalam hati.
Sedemikian rupa hingga sekarang, sholat menjadi bagian dari keseharian yang tak terpisahkan dalam kehidupan saya.
Begitu pun Guru saya berkisah bahwa figur yang sangat berperan menanamkan cinta Al Qurán kepada beliau adalah kakeknya. Dan yang sang kakek lakukan adalah sekadar duduk rapih di depan TV setiap malam Jumát lengkap dengan sarung dan kopiah untuk mengikuti siaran kajian Al Qur'an. Padahal beliau tidak pernah sekali pun menyuruh sang cucu membaca Al Qur'an. Dan sekarang, saya sebagai muridnya bersaksi bahwa Guru saya ini adalah salah satu manusia langka di muka bumi yang demikian dalam kecintaannya kepada Al Qur'an.
Jadi, inti pendidikan pada anak-anak yang utama adalah dengan menanamkan 'rasa' yang baik. Dan hal yang paling efektif untuk menularkan 'rasa'itu adalah dengan mengamalkannya. Seperti kata orang, "Your child will follow your example, not your advice."[]

Friday, January 1, 2016

Kenapa Kita Perlu Sholat?

"Did you just pray?" tanya seorang Amerika yang mengaku seorang yang bukan religius, ketika melihat saya mengenakan mukena dan lepas menunaikan sholat.
"Iya, ini caraku untuk berdoa, i'm a Muslim." responku.
"Yes, i'm aware of that, saya lihat kamu berdoa dengan syahdu sampai menundukkan kepala ke lantai, so humble." sautnya lagi.
"You're sharp, ini cara yang diajarkan Nabi-ku Muhammad s.a.w. untuk mengucap terima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan kehidupan beserta semua yang ada. "
"Do you have to do that everyday? " tanyanya lagi penasaran.
"I actually don't have to do this, lebih tepatnya I need to do this. Karena Tuhan, Dia tidak perlu disembah oleh hamba-Nya, kalaupun seisi langit dan bumi menyembah Dia, tidak akan menambah Keagungan-Nya sama seperti halnya kalaupun seisi langit dan bumi tidak menyembah bahkan mencaci-Nya tidak akan mengurangi sedikit-pun Kebesaran-Nya. So, actually i'm the one who need it"
"Whoa that's something new, sebelumnya aku pernah diajarkan berdoa dan beribadah semata-mata untuk Tuhan atau agar kita tidak termasuk orang yang berdosa atau untuk menghindarkan diri dari hukuman. But having heard what you have said, it sounds like more make sense." responnya dengan antusias.
"Exactly, it's a simple logic. Bayangkan kalau ada orang yang berkelana ke suatu kota yang jauh dan ia butuh tempat tinggal dan segala perbekalan untuk menyambung hidup, lalu ada tuan rumah yang sangat baik menyediakan tempat berteduh, makanan dan pekerjaan dan lain-lain untuk dia hidup dengan layak sebelum melanjutkan perjalanan ke kota lain. Pasti sang pengelana akan sangat berterima kasih kepada tuan rumah itu kan? Nah, aku sang pengelana itu, dan sholat adalah salah satu cara aku mengungkapkan terima kasih kepada Sang Tuan Rumah."[]

Khitan Tradisi Sejak Nabi Adam a.s.

Suatu hari para murid Nabi Isa a.s. bertanya, "Beritahukan kepada kami wahai Tuan, mengapa manusia harus berkhitan?"
Isa Al Masih r.a. kemudian menjawab, "Cukuplah bagimu bahwasanya Allah telah memerintahkan hal yang demikian kepada Ibrahim a.s., Dia berfirman "Wahai Ibrahim, keratlah kulup kemaluanmu juga segenap keturunanmu, sungguh ini adalah perjanjian suci antara dirimu dan Aku untuk selamanya."
Kemudian Isa a.s. melanjutkan kisahnya, "Adam - dengan bantuan tipu daya setan - adalah manusia pertama yang memakan buah dari pohon yang terlarang, adalah raganya yang melawan kehendak sang jiwa, hingga kemudian Adam bersumpah "Demi Tuhan, akan kupotong kamu!" dalam kesedihan karena merasa raganya tidak mampu mengabdi dengan baik kepada Tuhan. Saat Adam bersiap memecahkan sebongkah batu untuk kemudian menyayat bagian tubuhnya datanglah Malaikat Jibril untuk mencegah hal tersebut. Namun Adam bersikeras dan berkata, "Aku telah bersumpah kepada Tuhan untuk menyayatnya, sungguh aku tidak ingin menjadi seorang pendusta!"
Maka kemudian Malaikat Jibril memberi arahan kepada Adam mengenai bagian tubuh mana yang baik untuk disayat. Demikianlah sejak saat itu perintah khitan diturunkan dari generasi ke generasi.
Kisah khitan ini dimuat dalam kitab suci, beberapa di antaranya:
1. Nabi Adam (Injil Barnabas 23: 1-15)
2. Nabi Ibrahim & Nabi Ismail (Kejadian 17:24-26)
3. Nabi Harun & Nabi Musa (Keluaran 12:43)
4. Nabi Yahya (Lukas 1:59-60)
5. Nabi Isa (Lukas 1:59-60)
Adapun salah satu hadits yang berisi perintah khitan menyebutkan sbb:
"Fitrah itu ada lima :
1. Khitan
2. Mencukur rambut kemaluan
3. Mencabut bulu ketiak
4. Memotong kuku
5. Memotong kumis
(HR Bukhari & Muslim)
Menarik untuk melihat ada benang merah antara syariat yang tampaknya 'sepele' ternyata berkaitan dengan "fitrah" salah satu kata kunci besar dalam Al Qur'an. Yang kalau kita bicara tentang fitrah teringat kepada salah satu hari raya ummat Islam, "Idul FItri", hari kembali ke fitrah.
Sesungguhnya di balik setiap perintah ritual yang Allah Ta'ala turunkan kepada hamba-Nya terdapat kebaikan yang banyak dan berasal dari satu sumber yang suci. Manusia tentu mencoba menggapai-gapai dengan kemampuan dan tingkat akalnya masing-masing, "to make a sense of it". Tapi sebagai awal dari penghambaan kita, kiranya cukuplah dengan mengimani bahwa perintah ini benar datang dari-Nya dan pasti membawa kebaikan yang banyak.[]