"Jadi, kami bisa merasa bahagia tanpa makan Troll?"
Demikian tanya kaum raksasa diliputi rasa heran, karena selama ini mereka hanya merasa bahagia sekali setiap masa, yaitu saat mereka semua berpesta sambil makhluk kecil bernama Troll.
Usai nonton film itu saya tak berhenti berpikir bahwa saya bisa jadi sang raksasa yang mengaitkan kebahagiaan terhadap obyek-obyek dunia atau hal-hal yang nampaknya berbau spiritual tapi masih bersumber dari syahwat dunia.
The pursuit of happiness tampaknya selalu akan menjadi topik yang menarik dan dibutuhkan banyak orang, karena semua orang ingin bahagia. Walaupun dikatakan, "Happiness is inside all of us, sometimes you just need someone/something to help you find it." Namun tampaknya perlu definisi yang akurat tentang apa makna kebahagiaan yang hakiki, yang lebih sejati dan tidak akan tergerus oleh natur dunia yang datang dan pergi dan fana.
Sang Syaikh Abdul Qadir Jailani berpesan mengenai dunia, " Tidak ada satu pun kenikmatan, kecuali di dalamnya ada bencana; tidak ada satu pun kegembiraan, kecuali disertai kekhawatiran; dan tidak ada satu pun keluasan, kecuali bersamanya ada kesempitan."
Perhaps it's true that we can't be happy unless we're unhappy sometimes.[]