Saturday, February 23, 2013

Sepenggal kehidupan yang menentukan

Sembilan belas tahun lamanya saya dihantui oleh pertanyaan yang berputar di dalam benak saya tentang "apa fungsi kehidupan dunia ini?"
Kalau kita hanya diciptakan untuk sekolah, kuliah, dapat pekerjaan baik dan mengumpulkan uang banyak, menikah, punya anak, menikahkan anak, punya cucu dan mati, rasanya bagi saya hidup kita tidak beda dengan sang kambing yang pergi ke padang untuk merumput (analogi cari kerja buat manusia), berkembang biak lalu mati. Kehidupannya berputar sekitar memenuhi kebutuhan jasmani dan pernak-perniknya yang berbau jasmaniyah, entah itu jabatan, kekuasaan, nama baik, ketenaran, ingin dipandang orang saleh dsb.

Kemudian ide tentang adanya alam akhirat, kehidupan lain dan alam penghakiman dimana semua manusia dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya adalah masuk akal buat saya.
Seringkali banyak orang yang menzalimi orang lain di dunia ini lenggang kangkung lepas dari hukuman, simply because he or she has lots of money and connections at high power! Di mana letak keadilan?
Dimana juga letak adil saat seseorang bisa menghabiskan uang milyaran menikmati sebongkah batu perhiasan just for show off or he sake of arts, while at the same time billions of people struggling just to have an access to clean water and sanitation?
Dimana letak adil saat seorang wanita tak berdaya harus meregang nyawa diperlakukan secara keji oleh para pemuas syahwat bejat mereka?

Ah...terlalu banyak fenomena dunia ini yang membuat saya geleng-geleng kepala, tadinya saya mau menuliskan kata muak...tapi menyadari bahwa semua datang dari tanganNya yang Maha Suci, akhirnya saya memilih jeda sejenak untuk istighfar...mohon ampun atas kebodohan saya yang belum bisa melihat keadilan dan hikmahNya di balik peristiwa-peristiwa yang sering menyesakkan dada...

Jangan jauh-jauh lah...saya pun kadang masih harus bergulat untuk menerima keadaan kehariinian yangh sedang digelar. Our monkey mind tend to 'offered' us many solutions while saying..."How about his...what about that..." We dwell so much and even too much to other scenarios of life while at the same time loosing our presence...yup...kita kerap kali kehilangan kehariinian kita, tertarik oleh masa lalu, didera oleh kekhawatiran masa depan yang semuanya sama sekali ga ada hubungannya dengan apapun yang sedang kita nikmati di bumi yang kita pijak hari ini, saat ini juga!

Kembali ke penggal usia kita yang sangat singkat, katakanlah 90 tahun dibandingkan dengan kehidupan alam barzakh dan alam makhsyar dan akhirat yg mungkin milyaran tahun. Maka meminjam logika matematika, satu dibagi tak terhingga adalah nol! Its nothing compares to the world that awaits us...but why, why this very life is so important that it determined our course in our next life?

Selama kurun waktu 19 tahun saya mencoba merangkai keping-keping pengetahuan yang Allah berikan melalui berbagai guru atau peristiwa. Saya meyakini bahwa Allah telah mendesain kehidupan manusia secara detail dalam cetak biru yang Dia tulis di Lauh Mahfuzh dan bahwa setiap diri kita memainkan peran tertentu dalam kehidupan ini.

Saya percaya bahwa kehidupan dunia ini adalah format kehidupan terlengkap sebagai ajang untuk mengenal Allah...dalam istilah Rasuln 'dunia sebagai ujung dari jubah Allah' suatu alam ciptaan yang paling primitif dibanding alam lain. Belum lagi kita bicara ke alam malakut dan jabarut yang jauuuh lebih tinggi kompleksitasnya.

Oleh karenanya ajang kehidupan dunia ini sangat penting, mengenal Allah dari titik awal. Mempelajari Dia secara perbuatan...Dia yang sedang bersembunyi di balik tirai, telah menyimpan banyak 'clues' seperti kisah Hansel and Gretel yang menemukan kembali jalan pulang lewat remah-remah roti yang ditabur sepanjang jalan. In a way, I believe Yang Rindu untuk dikenal telah 'bersusah payah' meletakkan petunjuk-petunjuknya secara indah dalam konstelasi hidup setiap orang dan itu bersifat personal :) ah...Dia memang sangat romantis <3

Lalu kisah kasih kehidupan manusia di dunia ini merupakan lakon besar alam semesta, yang semua nabi,wali dan orang suci tetap mendapat pelajaran dan akses untuk membaca semua pagelaran zaman dari awal hingga akhir peradaban nanti.

Sebuah pagelaran besar tentang Dia Yang Ahad ditaruh dalam 'pertunjukan' di alam dunia, ketika ruhj dari alam jabarut beserta jiwa dari alam malakut berpadu mengenakan pakaian jasad dari alam mulkiyah. Tidak akan ada lagi pagelaran sebesar ini! Jadi makin mengerti kenapa Allah 'repot-repot' menciptakan alam semesta milyaran tahun lamanya, membentuk jasad manusia saja sudah jutaan tahun...layaknya persiapan pagelaran besar yang membutuhkan sekian banyak persiapan. Sang sutradara sudah merancang semua dengan teliti, sangat presisi. Dia Yang Tahu persis kenapa sehelai daun jatuh di kedalaman hutan Amazon sana saat kita sedang asyik nongkrong di depan layar komputer. Apa hubungannya jatuhnya sepucuk daun dengan kehidupan kita? Meminjam istilah anak muda sekarang, 'emang gue pikirin?'...mungkin memang seolah tidak ada hubungannya dengan kita. Tapi setidaknya ada satu titik yang menghubungkan si daun yang tak dikenal tadi dengan Barack Obama, Madonna, Jokowi (I just randomly pick up names) and of course our life...it all designed by the same Divine 'hand'...

Kalau kita belum mengerti di alam dunia ini jangan khawatir, masih ada alam barzakh dan mahsyar tempat semua persoalan akan dibukakan seluas-luasnya, setransparan mungkin...tapi ruginya kalau kita baru ngeh belakangan, well...kita akan sangat kehilangan momen mengenali Dia dia alam yang super komplit ini, dimana semua tajaliNya hadir dengan sangat elegan.

Jadi, selama nafas masih di kandung badan, kita istighfar banyak-banyak dan menyemangati diri sendiri untuk mencari ilmu dengan bekal iman dan taqwa.

Kiranya Dia berkenan menuntun kita untuk tumbuh menjadi pohonNya yang baik, yangl berbuah lebat hingga menyenangkan hati Sang Penanam.
Aamiin...

Amsterdam, 23 Februari 2013
*ngetik di blackberry sambil gendong Elia yang tertidur di pangkuan*:)

No comments:

Post a Comment