Thursday, April 25, 2013

Memaknai 'Subhanallah' Secara Praktis

Sejak kecil saya diajarkan tentang dzikir subhanallah yang katanya artinya 'Maha Suci Allah'. Berpuluh tahun lamanya saya ucapkan dzikir itu di lisan saya tapi terus terang saja, ngga begitu bergaung maknanya di dalam hati, setidaknya ini yang saya pribadi rasakan. Istilahnya anak muda sekarang, iya Allah memang Dzat Yang Maha Suci, so what geetu lho? Lalu apa hubungannya dengan kehidupan saya per saat ini, apa efeknya dengan masalah yang sedang mendera saya di hari ini? dst..dstt..
Tapi, kata Pak Ustadz dzikir ini baik untuk diucapkan ada hadisnya kuat! Maka ya saya lakukan saja.

Pemahaman baru saya tentang makna 'subhanallah' yang Allah berikan kepada saya melalui seorang ulama di Bandung sekitar tahun 2001 itu sangat membuka cakrawala saya dan yang penting bisa menjiwai dzikir itu dalam aspek apapun dalam kehidupan. Karena saya percaya agama dan kehidupan adalah sama, tidak bisa dipisah-pisahkan. Bahwa sholat dan ibadah ritual yang kita lakukan sebagai perwujudan taat kepada aturan-Nya juga harus diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari, dalam berinteraksi dengan sesama makhluk-Nya.

Ulama itu mengatakan bahwa akar kata 'subhanallah' dari kata 'sabaha' yang artinya mengalir. Jadi saat kita mengatakan dzikir subhanallah di lisan kita, idealnya hati kita mengalir dengan keadaan apapun yang Dia sedang turunkan di saat itu. Tentu gampang untuk mempraktekkan hal ini saat kita mendapat hadiah "subhanallah!" (dengan sumringah), saat lulus ujian "subhanallah" (sambil jingkrak-jingkrak dikit), atau saat dapat bonus tak terduga "subhanallah" (sambil pikiran melayang cepat merencanakan mau beli apa yaa? uhmm...). Tapi coba kalau saat kita lagi bete, karena rencana gagal "subhanallah..." (sambil ngenes), sedang punya masalah dalam kehidupan pribadi "subhanallah" (sambil nahan sakit gigi) ouch...ga mudah memang untuk bisa 'mengalir' dalam karsa-Nya dengan suka cita. Padahal kata Ibnu Athaillah "Sekuat apapun keinginan seorang hamba tidak akan sanggup mengoyak takdirNya". Tetap saja dalam hidup ini rencana-Nya yang akan berjalan, kalau seolah-olah kita berhasil dengan rencana kita ya itu karena kebetulan saja rencana kita berjalan seiring dengan Dia. Here's the catch, pilihannya kata Allah dalam Al Qur'an "Kembali kepada-Ku dengan suka cita atau terpaksa?"

Arti kata subhanallah dalam bahasa keren saat ini juga banyak, seperti "be at the present", "living the moment" dll. Semua nuansanya sama, suatu gerak mengalir. Seperti halnya air, makhluk Allah yang berserah diri, kita tidak pernah melihat air protes ngga mau mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah (thanks God!), mengalir itu ya nurut saja dengan ketentuan-Nya, makanya sering dikatakan "mengalirlah seperti air". Ah, rasanya saya masih harus banyak belajar dengan sang air, untuk mengalir suka cita dalam ketentuan-Nya. Subhanallah....

Amsterdam, 25 April 2013
12.10 siang

No comments:

Post a Comment