'Padahal mereka hanya diperintah
menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena menjalankan
agama...' (QS Al Bayyinah (98):5)
Ikhlas juga merupakan inti dari doa
iftitah, saat kita berdoa 'sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku
lillahi rabbil'aalamin'. Suatu doa yang mencakup seluruh kegiatan hidup kita,
komitmen yang kita hadapkan ke hadiratnya setidaknya lima kali sehari.
Saat kita mengikrarkan bahwa seluruh
aktivitas kita dipersembahkan untukNya semata, maka lebur sudah seharusnya
harapan dipuji orang, mendapatkan balasan baik atau keinginan lain yang
menyertai kegiatan kita. Seorang suami yang ikhlas akan menerima perannya
mencari nafkah, pergi pagi pulang malam, menembus kemacetan, berpanas-panas di
bawah terik matahari dengan semangat mempersembahkan setiap tetes keringat
untukNya. Seorang istri yang ikhlas akan menjalani tugasnya mengurus anak,
membersihkan rumah, dan memasak dengan riang gembira dalam hatinya, walaupun
lelah mendera badan tapi ia yakin ganjaran Allah ada di ujung kehidupan ketika
ia mempersembahkan pengabdiannya kepada keluarga sebagai bentuk pengabdian
kepada-Nya.
Ikhlas memang memberikan tenaga yang
luar biasa bagi seseorang dalam menempuh kehidupan, hatinya akan lapang karena
tidak mengharapkan apapun selain balasan dariNya, jiwanya makin bebas karena ia
tidak terikat bentuk-bentuk peran duniawi, karena baginya yang penting adalah
bagaimana Allah memandang dirinya daripada terpaku kepada pandangan orang.
Ikhlas membuat hati riang gembira
melakukan setiap langkah dalam hidup, bagaimana tidak, setiap langkah ia
meyakini bahwa Dia sedang menatapnya? Dan itu yang membuat dirinya selalu
dipenuhi kepuasan dalam hidup.
Setiap sesuatu yang dikerjakan dengan
ikhlas akan membawa keceriaan yang terpancar juga pada wajah seseorang. Raga
pun akan 'tersenyum' dengan mengeluarkan hormon-hormon yang membawa
kegembiraan, jantung berdetak dengan harmonis dan syaraf-syaraf akan bekerja
dengan ritmis yang indah, maka orang ikhlas akan sehat raganya.
Saat kita mengeluh, marah dan tidak
menerima ketetapan-Nya, jutaan saraf tubuh akan berespon dengan mengerutkan
dirinya dan bahkan tidak sedikit yang putus. Kalau ini berlangsung lama dan
berulang kali, maka dapat menimbulkan penyakit tergantung sisi tubuh mana yang
lemah. Tekanan darah tinggi, migrain, sakit pencernaan, gangguan pernafasan
adalah sedikit dari sekian banyak gangguan yang dapat timbul saat kita belum diberi
kepandaian untuk memanage hati kita dengan baik.
Maka kunci hidup sehat jiwa dan raga
adalah sehat. Tidak mudah memang untuk melakukannya jika tanpa pertolongan
Allah ta'ala.
(Amsterdam, 8 juni 2013. 09.03 am)
selalu suka baca update-an dr.T...alhamdulillah masih bisa mendapatkan pencerahan :) terima kasih dr.T sehat selalu ya buat dr. T, adik Elia dan Mas Teguh
ReplyDeletealhamdulillah..makasih cippy untuk silaturahminya, let's keep in touch ;)
Delete