Ada satu kata ampuh yang kerap diucapkan guru saya sebagai nasihat kepada murid-muridnya, "Lupakan!"
Kadang kita harus coba melupakan masa lalu yang menjerat kita dan membuat langkah kita tertatih-tatih.
Kadang kita harus melupakan sejenak keinginan kita di masa depan.
Kadang kita dilatih untuk melupakan perbuatan atau kata-kata seseorang yang menyakiti kita.
Betapa tarikan masa lalu, masa depan, benar dan salah dalam kehidupan yang disimbolkan oleh tarikan setan dan hawa nafsu lewat arah depan-belakang; kiri dan kanan - senantiasa membuat manusia kehilangan pijakan di saat ini. Manusia dibuat sulit sekali untuk bersyukur, menerima apa yang ada just the way it is, perfect as it is. Alih-alih kebanyakan manusia selalu pandai mencari dalih dengan nama mengejar kebahagiaan, suatu ironi kehidupan, karena selama kita masih mengejar kebahagiaan kita masih belum bahagia. While happiness lies where we are, right here, right now!
Semua agama tampaknya mengajarkan umatnya untuk meraih kekinian, dalam Islam dikenal sebagai dzikir, dalam agama Buddha ada meditasi, dalam agama Nasrani ada retreat dll. Memang kadang butuh tempat dan waktu khusus agar kita kembali bersentuhan dengan diri kita yang sebenarnya. Tidak mudah memang, oleh karena itu dikatakan sebagai jihad akbar, perjuangan besar seumur hidup. Oleh karenanya pula kita butuh rahmat dan pertolongan-Nya, kesadaran ini membuat sujud kita dalam untuk memohon kepada-Nya, jangan sampai hati ini dilalaikan oleh sesuatu selain-Nya.
(Paris, 30 Juli 2013. 1243)
No comments:
Post a Comment