Thursday, June 25, 2015

Manusia : Makhluk Peniru

Anak-anak usia pra sekolah (toddler) mulai sering meniru apa yang mereka lihat, ini adalah sesuatu yang bagus. Karena hal itu menunjukkan secara emosional mereka mempunyai ikatan dengan orang tuanya - atau caregiver - siapapun yang meluangkan waktu lebih lama bersamanya. Semakin dalam ikatan emosionalnya maka si anak akan semakin banyak meniru orang tua. Proses meniru itu menunjukkan bahwa sang anak percaya dan merasa nyaman berada dalam asuhan orang tua. Salah seorang pengamat pendidikan anak mengatakan proses 'mimicri' (meniru) ini lebih urgen dibandingkan belajar angka atau huruf, karena dalam proses ini emosi anak mulai tersalurkan dan teridentifikasi.
Kita semua, manusia juga melalui berbagai tahap meniru dari kecil hingga sekarang, kita mengambil nilai-nilai dari sekitar kita, kemudian lingkaran itu makin meluas dan kita makin banyak mengambil nilai-nilai atau hal-hal yang kita anggap baik atau 'keren' untuk ditiru. Oleh karena itu siapa kita sangat diwarnai oleh lingkungan yang membesarkan kita.
In a way, Tuhan berharap kita jadi peniru-Nya yang baik. Semakin dekat hubungan seseorang dengan Allah Ta'ala, maka derajat peniruannya semakin baik. Oleh karena itu manusia paripurna yang disebut "insan kamil" adalah mereka yang berhasil menempa jiwanya menjadi cermin yang sempurna untuk 'meniru' bayangan yang jatuh ke dalamnya. Bayangan Dia, Yang rindu untuk dikenal...heart emoticon

No comments:

Post a Comment