Friday, April 1, 2016

Mohon Bimbingan-Nya Ketika Mengeluarkan Harta

Almarhum mursyid sangat tertib dalam membelanjakan uangnya, seorang sahabat salik yang bertugas mengolah semua jurnal pribadi beliau bersaksi bahwa setiap hari beliau mencatat dengan detil semua pengeluaran uangnya yang tidak banyak itu. Sahabat salik lain yang seorang bankir yang kerap ditugasi menyimpan uang pemberian dari para murid beliau berkata bahwa hingga akhir hayat beliau uang pemberian para muridnya - yang diberikan karena kasih sayang dan sukarela, barangkali karena tersentuh melihat kehidupan mursyidnya yang demikian sederhana - setiap perak dari uang itu masih utuh tersimpan di bank. Almarhum mursyid tidak pernah menggunakan uang dari murid-muridnya untuk kepentingan pribadi.

Mursyid penerusnya demikian juga akhlaknya terhadap harta, sangat sederhana dan hati-hati dalam mengambil keputusan untuk membeli sesuatu. Pernah suatu hari istrinya bertanya untuk membeli mobil tipe tertentu karena butuh untuk kendaraan sehari-hari dan kebetulan dananya sudah tersedia, sang mursyid menjawab "Jangan mobil yang itu, tidak sesuai dengan kadar rumah tangga kita, cari yang lebih seederhana ya...". Padahal saya tahu persis kalau mursyid saya ini menunjuk sebuah mobil pasti murid-murid dekatnya berlomba-lomba ingin menghadiahkan itu untuknya sebagai tanda cinta. Tapi ya, kami para muridnya pun diajari untuk berhati-hati bahkan ketika memberi beliau hadiah.

Sikap hati-hati beliau berdua dalam melakukan setiap tindakan sangat berkesan. Tanpa banyak khotbah kehidupan mereka berbicara lantang tentang makna sebuah keberserahdirian. Bahwa hidup kita bukan milik kita demikian dengan apa pun yang dihadirkan dalam hidup kita. Jadi akhlak yang dibangun di sini dalam kehati-hatian adalah senantiasa memohon kepada Allah Ta'ala. Dalam hening sesaat, mencoba menyambungkan hati dengan-Nya, apabla ini kerap dilakukan maka kedekatan batin dengan Dia tak terelakkan. Dan pasti Dia akan memberi jawaban, karena hati (qalbu) adalah tempat insan menerima petunjuk Sang Maha Kuasa.

Barangkali kita harus lebih sering meminta petunjuknya, tidak hanya sebatas saat keputusan-keputusan 'besar' harus diambil seperti memilih jodoh, memilih pekerjaan, lokasi rumah atau lainnya. Tapi juga saat kita menerima gaji setiap bulannya. Teringat ilmu hujan, bahwa setiap titik air yang turun ditugaskan satu malaikat untuk ditempatkan di titik yang telah ditetapkan, maka setiap rupiah pendapatan kita pun pastinya telah ada peruntukannya. Sesuatu yang apabila kita cermat dan tepat menempatkannya maka insya Allah hisabnya ringan di akhirat nanti...

No comments:

Post a Comment