Semasa saya masih praktik di klinik dan rumah sakit serta berinteraksi dengan berbagai pasien boleh dibilang hanya sebanyak 1% dari mereka yang kritis bertanya ihwal sakitnya; apa yang menyebabkan ia sakit, apa faktor lingkungan yang berkontribusi terhadap sakit itu, bagaimana pola diet dan aktivitas yang baik hingga bagaimana mencegah penyakit itu menyerang dirinya. Sisanya yang 99% fokus kepada gejala dan obatnya apa untuk menghilangkan sakitnya kalau bisa yang instan, pake obat paten dan mahal biar cespleng!
Saya harus akui tidak mudah untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap seorang pasien karena keterbatasan waktu pelayanan dan sistem konsultasi dokter yang masih mengandalkan pay per visit, artinya seorang dokter kalau mau "makmur" paradigmanya semakin banyak pasien maka semakin dipandang sukses. Saya harus minta maaf banyak-banyak pada semua pasien saya yang dilayani tidak dengan optimal. Alih-alih berperan sebagai dokter, kerap kali saya hanya berperan sebagai robot pendiagnosa dan peresep obat dan jauh dari menyentuh akar permasalahan yang menjadi sebab sakitnya.
Mungkin itu sebabnya saya beralih jalur ke arah healthcare marketing, karena profesi ini memungkinkan saya untuk berinteraksi dengan orang sedalam mungkin, bahkan kita difasilitasi kantor untuk melakukannya:) Baru-baru ini saya melakukan tes yang disertifikasi internasional yang disarankan oleh Career Coach saya, hasilnya menunjukkan saya orang yang mendapatkan energi dari berinteraksi dengan orang lain, klop sudah!
Perlahan tapi pasti rasanya saya mulai menemukan profesi yang akan saya tekuni hingga akhir hayat. I rather call it being a "compassionate listener", walau teman-teman saya menjuluki saya macam-macam : ustadzah, cikgu, spiritual coach atau mentor. Latar belakang pendidikan saya di bidang kedokteran membantu untuk memahami aspek raga manusia dan segala dinamikanya.
Namun hal yang lebih menakjubkan adalah ketika setiap hari chatting atau video conference dengan orang dari seluruh pelosok Indonesia dan mereka berbagi pengalaman hidupnya masing-masing yang luar biasa. Anda semua adalah orang-orang kuat! Terima kasih sudah membuka diri berbagi pelajaran yang indah dari Allah. Saya mengerti setiap kita punya medan ujiannya masing-masing yang dirasa berar dan tak jarang menyakitkan.
Namun hal yang lebih menakjubkan adalah ketika setiap hari chatting atau video conference dengan orang dari seluruh pelosok Indonesia dan mereka berbagi pengalaman hidupnya masing-masing yang luar biasa. Anda semua adalah orang-orang kuat! Terima kasih sudah membuka diri berbagi pelajaran yang indah dari Allah. Saya mengerti setiap kita punya medan ujiannya masing-masing yang dirasa berar dan tak jarang menyakitkan.
Akan tetapi seperti halnya pasien yang mengeluhkan sebuah gejala sakit kepada dokter, sang rasa sakit yang sedang melingkupi kita pasti diijinkan-Nya hadir untuk sebuah alasan penting. Baik kiranya untuk bertanya "kenapa saya diuji seperti ini?" sambil introspeksi dibanding sekadar mencari-cari jalan dan berdoa dengan agak ngotot supaya ujiannya dicabut, sakitnya dihilangkan atau kesulitannya diberikan jalan keluar yang mudah.
Karena rasa sakit itu adalah utusan dari-Nya, Dia yang hendak menyampaikan sesuatu kepada kita, mari kita coba dengarkan baik-baik.[]
Karena rasa sakit itu adalah utusan dari-Nya, Dia yang hendak menyampaikan sesuatu kepada kita, mari kita coba dengarkan baik-baik.[]
No comments:
Post a Comment