Friday, May 15, 2015

Dengan Cinta "aku" Menjadi "kami

Cinta tumbuh dalam kebersamaan. Pada saat yang sama, seseorang tentu selalu ingin bersama orang yang dicintai. Dengan cinta "aku" berubah menjadi "kami".
Dia yang Maha Kasih, ingin sang hamba merasakan kebersamaan dalam hidup.
Itulah mengapa pernyataan syahadah mutlak mencantumkan "tiada ilah selain Allah", Ia ingin sang hamba menyadari tidak ada yang bersamanya selain Dia.
Adalah Dia yang membentuk sang hamba dengan kedua tangan-Nya.
Adalah Dia yang menyusun dengan indah dan detil setiap takdir kehidupan.
Adalah Dia yang selalu bersama sang hamba dari awal hingga akhir.
Adalah Dia yang senantiasa berseru "Wahai hamba-Ku sayang, Aku lebih dekat dari urat nadimu sendiri..."
Namun, manusia memang makhluk yang lemah dan dzalim, selalu menginginkan warna kehidupan yang sesuai dengan keinginan hawa nafsunya. Senantiasa meraung-raung apabila hendak dibersihkan dalam celupan Ar Rahman.
Sedemikian rupa, sehingga kebersamaan dan cinta-Nya makin samar-samar, bahkan bagi sebagian orang Tuhan tidak ada.
Walaupun demikian, Dia selalu mendampingi segenap ciptaan dan merawatnya dengan baik. Setiap hamba-Nya, baik yang ingat maupun lupa; taat ataupun membangkang; diraupinya dengan sebaik-baik penghadapan. Sampai suatu saat manusia kembali ingat akan cinta dan kebersamaan dengan Sang Kekasih...
===
Manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang punya kapasitas paling besar untuk bertransformasi. Hati seorang manusia bisa melebihi kejahatan iblis tetapi juga punyapotensi untuk melampaui kesalehan malaikat.
Cinta adalah kekuatan yang dapat mengubah hati manusia dari sekeras batu cadas menjadi secair embun mengalir dari dedaunan. Inilah inti seruan para rasul dan kekasih-Nya, mereka ditempa melalui episode kehidupannya masing-masing untuk mendemonstrasikan cinta.
Cinta yang tergambar dalam kegigihan Adam a.s mencari Hawa setelah terpisah beratus tahun lamanya.
Cinta yang tersemai dalam hati Siti Hajar ketika mengikuti petunjuk Allah Ta'ala melalui suami tercinta, Ibrahim a.s. untuk berkelana di padang pasir tandus dengan bayi Ismail.
Cinta yang didemonstrasikan berulang kali oleh Rasulullah Muhammad s.a.w kepada mereka yang menentangnya, sedemikian rupa sehingga satu persatu orang luluh hatinya.
"By love the bitter becomes sweet
copper becomes gold
the king becomes a slave."
- Jalaluddin Rumi

No comments:

Post a Comment