"Perhatikanlah kalian segala yang ada di langit, bagaimana semuanya tidak berubah (melainkan berada) di orbitnya masing-masing, dan benda-benda bercahaya yang ada di langit, bagaimana mereka terbit dan terbenam secara teratur sesuai dengan musimnya, dan tidak melampaui batas terhadap apa yang telah ditetapkan terhadap mereka.
Saksikanlah oleh kalian bumi, dan perhatikan semua yang ada di atasnya semenjak (penciptaan) yang pertama hingga yang terakhir, bagaimana teguhnya mereka (dalam ketaatan), dan bagaimana tak ada satu pun di dalamnya yang berubah, demikianlah seluruhnya adalah ciptaan Tuhan yang ditampakkan kepadamu."
(Kitab Nabi Idris 2:1-2)
====
Setiap ciptaan diciptakan dengan mengemban maksud yang khusus dari Sang Pencipta, suatu misi suci, peran dan amanah agung yang tersimpan khazanahnya dalam setiap ciptaan apapun itu.
Keteraturan yang kita lihat di semesta yang membuat kita bisa berdecak kagum karenanya atau keindahan alam di dunia sesungguhnya bisa dinikmati semata-mata masing-masing mereka bertasbih dalam karsa-Nya dan menjalankan perintah Sang Pencipta.
Saksikanlah oleh kalian bumi, dan perhatikan semua yang ada di atasnya semenjak (penciptaan) yang pertama hingga yang terakhir, bagaimana teguhnya mereka (dalam ketaatan), dan bagaimana tak ada satu pun di dalamnya yang berubah, demikianlah seluruhnya adalah ciptaan Tuhan yang ditampakkan kepadamu."
(Kitab Nabi Idris 2:1-2)
====
Setiap ciptaan diciptakan dengan mengemban maksud yang khusus dari Sang Pencipta, suatu misi suci, peran dan amanah agung yang tersimpan khazanahnya dalam setiap ciptaan apapun itu.
Keteraturan yang kita lihat di semesta yang membuat kita bisa berdecak kagum karenanya atau keindahan alam di dunia sesungguhnya bisa dinikmati semata-mata masing-masing mereka bertasbih dalam karsa-Nya dan menjalankan perintah Sang Pencipta.
Sang air tahu bagaimana harus mengalir dan tidak memaksakan diri mengeras seperti batu. Sang batu juga tahu diri untuk tetap dalam bentuknya yang statis dan tidak ngoyo ingin berhembus seperti angin. Bayangkan kalau setiap komponen alam kehilangan jati dirinya. Angin ingin diam seperti batu, air ingin merambat seperti tanaman atau api ingin beterbangan seperti awan di langit, maka akan terjadi kekacauan di bumi.
Manusia pun begitu, ada komponen air, api, angin dan tanah dalam dirinya dengan kadar yang berbeda-beda untuk setiap orang yang harus dikenali dan diberi porsi yang tepat dalam kehidupan. Apabila raga dan segala komponennya sudah tertata rapih, maka semoga sang benih suci yang ada dalam jiwa masing-masing insan akan tumbuh dengan baik dan membuahkan hasanahnya masing-masing.