Rasulullah SAW bersabda:
“Kiranya seseorang di antaramu menjadikan hati yang
bersyukur, lidah yang berdzikir dan istri yang sholihah yang menolong pada
akhiratnya.”
Maka lihatlah bagaimana beliau menghimpun antara istri,
dzikir dan bersyukur!
(Al Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin)
Wahai para perempuan, betapa mulianya Anda disandingkan
dengan kebersyukuran dan hati yang tersambung kepada Allah Ta’ala dalam dzikir.
Namun untuk memenuhi kriteria sebagai perempuan sholihah
sungguh memerlukan perjuangan yang tiada henti, keberanian dan kekuatan hati
untuk tidak menyerah dan tidak mudah mengeluh dengan apa yang Allah Ta’ala tetapkan
kepada diri masing-masing.
Perempuan yang sholih adalah ia yang menolong suaminya dalam
urusan rumah tangga juga akhiratnya. Sang perempuan yang mencurahkan semua
potensi kasih sayangnya untuk suami dan anak-anaknya sehingga setiap anggota
rumah tangga merasakan kesejukan surgawi di rumahnya masing-masing. Sang
perempuan yang bekerja keras me-manage- semua urusan yang ia pegang, mulai dari
urusan dapur, keperluan anak, kebutuhan suami,kepentingan rumah tangga dan juga
beragam urusan dirinya sendiri. Namun ia tidak tenggelam dalam kesibukan dunia
semata. Di sela-sela kesibukannya ia mencoba meluangkan waktu untuk
membentangkan sajadah dan meletakkan keningnya di atas tanah rapat-rapat
sebagai ungkapan kebersyukuran dan penyerahdirian kepada Rabb-nya yang memegang
kendali setiap aspek kehidupannya. Di antara padatnya aktivitas ia berusaha
meraih Al Qur’an untuk ia baca, pelajari dan ajarkan kepada sang buah hati. Di
sela-sela percakapannya dengan keluarga diupayakan ada nuansa untuk
mengingatkan bahwa hidup dunia hanya sekadar lewat dan mengumpulkan bekal untuk
kehidupan selanjutnya yang lebih lama.
Wahai perempuan, sungguh Anda adalah pilar bagi suami dan
anak-anakmu. Maka berdiri tegaklah dan tegar dalam menjalani takdir-Nya. Jangan
sekadar masalah keuangan dan dunia merusak harmoni keluarga yang karenanya sang
pilar menjadi goyah. Apabila ada rasa kesal atau uneg-uneg yang belum
terpecahkan kepada suami mohonkan kepada Allah Ta’ala yang menciptakan semua
hal itu, kemudian bicarakan baik-baik dengan semangat memperbaiki dan penuh
cinta kepada sang suami. Baik buruk suami Anda adalah cerminan Anda sendiri.
Karena tidaklah semata-mata kebetulan kalian berdua dipersatukan oleh
takdir-Nya dalam sebuah bahtera rumah tangga.
“Tapi itu tidak mudah!” sang perempuan menyahut. Memang
tidak ada perjuangan yang mudah, apa kalian hendak surga akan tetapi tidak mau
diuji?
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan
(dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah [2] :
214)
Benar, dunia adalah sebuah panggung ujian yang dahsyat dan
sangat canggih. Sedemikian rupa sehingga kita kerap tidak sadar bahwa perilaku
kita setiap saatnya disaksikan oleh banyak saksi mata, para leluhur kita, para
nabi dan rasul juga anak-anak dan kita sendiri akan menyaksikan setiap detik
tayangan kehidupan masing-masing. Maka berikanlah pertunjukan yang terbaik!
No comments:
Post a Comment