Thursday, May 12, 2016

Perempuan Pilar Keluarga

Rasulullah SAW bersabda:
“Kiranya seseorang di antaramu menjadikan hati yang bersyukur, lidah yang berdzikir dan istri yang sholihah yang menolong pada akhiratnya.”
Maka lihatlah bagaimana beliau menghimpun antara istri, dzikir dan bersyukur!
(Al Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin)

Wahai para perempuan, betapa mulianya Anda disandingkan dengan kebersyukuran dan hati yang tersambung kepada Allah Ta’ala dalam dzikir.  
Namun untuk memenuhi kriteria sebagai perempuan sholihah sungguh memerlukan perjuangan yang tiada henti, keberanian dan kekuatan hati untuk tidak menyerah dan tidak mudah mengeluh dengan apa yang Allah Ta’ala tetapkan kepada diri masing-masing.

Perempuan yang sholih adalah ia yang menolong suaminya dalam urusan rumah tangga juga akhiratnya. Sang perempuan yang mencurahkan semua potensi kasih sayangnya untuk suami dan anak-anaknya sehingga setiap anggota rumah tangga merasakan kesejukan surgawi di rumahnya masing-masing. Sang perempuan yang bekerja keras me-manage- semua urusan yang ia pegang, mulai dari urusan dapur, keperluan anak, kebutuhan suami,kepentingan rumah tangga dan juga beragam urusan dirinya sendiri. Namun ia tidak tenggelam dalam kesibukan dunia semata. Di sela-sela kesibukannya ia mencoba meluangkan waktu untuk membentangkan sajadah dan meletakkan keningnya di atas tanah rapat-rapat sebagai ungkapan kebersyukuran dan penyerahdirian kepada Rabb-nya yang memegang kendali setiap aspek kehidupannya. Di antara padatnya aktivitas ia berusaha meraih Al Qur’an untuk ia baca, pelajari dan ajarkan kepada sang buah hati. Di sela-sela percakapannya dengan keluarga diupayakan ada nuansa untuk mengingatkan bahwa hidup dunia hanya sekadar lewat dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan selanjutnya yang lebih lama.

Wahai perempuan, sungguh Anda adalah pilar bagi suami dan anak-anakmu. Maka berdiri tegaklah dan tegar dalam menjalani takdir-Nya. Jangan sekadar masalah keuangan dan dunia merusak harmoni keluarga yang karenanya sang pilar menjadi goyah. Apabila ada rasa kesal atau uneg-uneg yang belum terpecahkan kepada suami mohonkan kepada Allah Ta’ala yang menciptakan semua hal itu, kemudian bicarakan baik-baik dengan semangat memperbaiki dan penuh cinta kepada sang suami. Baik buruk suami Anda adalah cerminan Anda sendiri. Karena tidaklah semata-mata kebetulan kalian berdua dipersatukan oleh takdir-Nya dalam sebuah bahtera rumah tangga.

“Tapi itu tidak mudah!” sang perempuan menyahut. Memang tidak ada perjuangan yang mudah, apa kalian hendak surga akan tetapi tidak mau diuji?

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al-Baqarah [2] : 214)


Benar, dunia adalah sebuah panggung ujian yang dahsyat dan sangat canggih. Sedemikian rupa sehingga kita kerap tidak sadar bahwa perilaku kita setiap saatnya disaksikan oleh banyak saksi mata, para leluhur kita, para nabi dan rasul juga anak-anak dan kita sendiri akan menyaksikan setiap detik tayangan kehidupan masing-masing. Maka berikanlah pertunjukan yang terbaik! 

No comments:

Post a Comment