Pagi ini selepas mengantar si sulung ke sekolah begitu tiba di rumah terdengar alunan nada lagu "chanson de l'adieu'-nya mas Chopin. Rumi yang punya taste musik langsung mengajak mamanya dansa. Lalu saya angkat dia dan mengayunkan tubuh bersama hanyut dalam ayunan denting piano yang syahdu. Wajah kami berdekatan sangat bahagia, saya bisa melihat pancaran kebahagiaan di mata dan dari lengkung senyumnya yang menawan. Betapa saya sangat menikmati saat-saat akrab seperti ini. Suatu saat nanti kalau Rumi sudah besar, please remember me this way...our happy moments.
Masih terhanyut dalam ketukan irama "chanson de l'adieu'
Teringat masa-masa indah bersama almarhum ayah, fragmen demi fragmen terlintas dalam benak pikiran. Tak terasa senyum saya makin mengembang dan bulir-bulir air mata menetes di pipi.
Rumi yang memerhatikan wajah saya langsung bereaksi, "Mama sedih?"
"Ngga sayang, mama ngga sedih, mama bahagia...."
Saya bahagia bisa memiliki ayah yang luar biasa, pribadi yang menyenangkan, lucu dan selalu memberi dukungan serta semangat pada putrinya.
Saya bahagia memiliki ayah yang begitu terlibat dalam setiap kegiatan anak-anaknya,
Beliau selalu ada dalam setiap 'milestone' perjalanan hidup : saat mengantar hari pertama ke taman kanak-kanak, mengambil raport, mengajar berenang, mengajar menunggang kuda, mengajar mengendarai mobil, mengajarkan berhitung, hari pertama SMP, SMA, kuliah, bekerja di klinik, job interview di Jakarta, saat membeli rumah di Purwakarta, ah masih banyak lagi.
He's always there....hanya satu keinginannya yang tidak tercapai yaitu melihat putri satu-satunya menikah. Beliau sudah keburu berpulang ke hadirat Ilahi. Betapa saya sangat mencintai ayah saya. Namun saya yakin cinta Allah lebih besar untuknya...
Al fatihah untukmu ayahku sayang, semoga Allah melapangkan dan melimpahkan rahmat-Nya di alam barzakhmu
No comments:
Post a Comment