Monday, April 23, 2018

Kami punya beberapa oppasstudenten (baby sitter) yang biasa membantu menjaga anak-anak, mereka semua anak kuliahan. Ada satu hal menarik yang saya perhatikan dari cara mereka memilih bidang studi, mereka akan menekankan memilih bidang studi yang mereka sukai, walaupun dengan konsekuensi harus pindah jurusan setelah mencoba kuliah satu atau dua tahun. Atau tidak sedikit dari mereka yang selulus SMA tidak buru-buru melanjutkan kuliah, akan tetapi melakukan 'gap year' yang diisi dengan mencari pengalaman kerja, atau berkelana dalam rangka mengidentifikasi bidang yang mereka akan pilih untuk mereka kerjakan kemudian.

Kalau saya bandingkan dengan beberapa anak muda di Indonesia , setidaknya yang saya pernah berinteraksi dengannya- mereka cenderung memilih jurusan tertentu karena 'social or economic pressure', misalkan karena orang tuanya pengacara , dokter atau pengusaha maka anaknya dipaksa meneruskan dinastinya, atau memilih jurusan tertentu karena sednag trend dan mengharapkan mendapatkan karir cemerlang. Akibatnya sang anak tidak akan berkembang potensi optimal dan kekhususan dirinya dan konsekuansi logisnya ia akan terus mencari kompensasi untuk membahagiakan dirinya, karena sesungguhnya kebahagiaan sejati adalah manakala jiwa mengerjakan apa yang memang merupakan bidangnya.

Dugaan saya, negara-negara barat dan Eropa pesat berkembang ilmu pengetahuan dan menghasilkan demikian banyak ilmuwan ulung karena memang orang-orang yang duduk mengerjakan bidang-bidang tertentu tersebut adalah mereka yang mengerjakannya dengan sepenuh hati, jika orang menemukan kursi dirinya masing-masing maka ia akan demikian berdedikasi kepada pekerjaannya dan akan menelurkan kekaryaan yang cemerlang. Ini kita belum bicara tentang ilmu yang terbuka dengan kekuatan lubb atau akal dalam seperti yang telah didemonstrasikan oleh para ilmuwan besar Islam seperti Al Khawarizmi, Ibnu Sina dll. Akan tetapi, jika seseorang mau jujur saja dan menggunakan akal sehatnya untuk memilih profesi atau bidang yang benar-benar mata airnya bersumber dari hatinya, maka itu pun sudah menghasilkan kekaryaan yang membawa kemanfaatan yang besar bagi umat manusia dan alam semesta. Wallahua'lam.

No comments:

Post a Comment