Sunday, August 2, 2015

Kembali Ke Asal

Manusia tampaknya cenderung mencari tahu asal muasalnya dan merasakan kenyamanan semakin mendekati asal dirinya. Itu kenapa tradisi berkumpul bersama orang tua dan keluarga dalam berbagai momen seperti idul fitri, natal, tahun baru, thanksgiving, deepavali dsb adalah salah satu yang dinanti-nanti. Karena kita sejenak meretas kembali jalan menuju asal. Orang tua yang melalui mereka kita dilahirkan ke dunia.
Mengetahui asal muasal ternyata hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Saya mendapat kesan yang dalam tentang hal ini saat menyaksikan tayangan wawancara dengan seorang komedian terkenal di Belanda yang asal Indonesia - diadopsi sejak bayi oleh suami istri orang Belanda karena orang tuanya tidak mampu membersarkan dia. Namun saat ia beranjak remaja mulai muncul pertanyaan, "saya anak siapa?" karena jelas lewat kulitnya yang sawo matang dan perawakan khas Asia berbeda dengan kedua orang tuanya yang kulit putih. I mean this guy is a comedian, a funny one yang profesinya membuat orang tertawa. Namun dalam satu penggal dalam wawancara yang berkaitan dengan ibu kandungnya, lidahnya mulai kelu, suaranya parau dan air mata mengalir di pipinya. Dia ungkapkan selalu ada perasaan ingin tahu siapa orang tua kandungnya, walaupun orang tua yang membesarkan dia super baik. Ya, tampaknya manusia memang selalu ingin kembali ke asalnya masing-masing, walau sekedar sekeping informasi yang membuatnya lebih mengetahui asal muasalnya.
Lebaran, adalah momen kembali ke fitrah.
Asal jati diri kita masing-masing.
Momen yang pas saat kita bersuka ria bercengkrama bersama handai taulan, bercermin kembali tentang asal muasal kita. Keluarga tempat raga kita dititipkan.
Dan jiwa kita? Dari mana dia berasal...
Selamat berlebaran! taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum heart emoticon

No comments:

Post a Comment