Sunday, August 2, 2015

"Sungguh Hamba Malu..."

Duh Tuhan, sesungguhnya hamba malu...
Malu saat berucap "inni wajahtu..." - kuhadapkan wajahku kepada-Mu - dalam shalatku yang seringkali tak khusyu itu.
Menyadari wajahku seringkali kuhadapkan kepada obyek-obyek selain-Mu.
Sasaran pandangku seringkali pada kepentingan memenuhi keinginan berbau hawa nafsu dan syahwat.
Yang mendominasi pikiranku kebanyakan bagaimana menikmati hidup dan menjauhi serta mengakali sebisa mungkin kepayahan mengerjakan amanah-Mu.
Yang menjadi tujuan hidupku adalah kesuksesan hidup di mata orang banyak dan karenanya aku habiskan waktu-waktu yang Engkau berikan kepadaku untuk mengejar keinginan menjadi sukses agar orang tua, handai taulan, tetangga, teman kantor dan orang-orang sekitar berdecak kagum dan bangga kepadaku. Sedemikian rupa sehingga aku melupakan misi hidup yang Engkau kalungkan saat jiwaku Engkau tiupkan ke dalam rahim ibunda.
Sungguh Tuhan aku malu...
Malu saat berucap dalam shalat, "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam"
Padahal Engkau paling tahu ada sedemikian banyak obyek-obyek kecintaan kepada selain diri-Mu dalam hati ini.
Engkau sebenarnya tahu, shalatku kadang sebatas menggugurkan kewajiban saja.
Engkau pasti tahu hidupku tertambat pada cinta kepada makhluk-makhlukmu.
Dan Engkau pun Maha Tahu, trilyunan keinginan yang bising di dalam hati yang jika hamba mati saat ini mereka juga terbawa mati.
Tetapi Engkau Maha baik,
Walaupun penghadapan hamba adalah penghadapan yang tidak sepenuh hati.
Walaupun keikhlasan masih jauh dari diri.
Walaupun persembahan hamba masih berupa koin palsu.
Engkau masih setia menjawab dan berkata "Aku disini hambaKu"
Engkau masih meminjamkan nafas dan kehidupan dengan fasilitas yang mewah ini.
Lalu bagaimana hatiku tidak luluh menerima semua keberlimpahan kebaikan dari-Mu ini?
Jadi Tuhanku yang Maha Baik,
Mohon terimalah persembahanku yang ala kadarnya ini.
I know it's far from perfect.
Tapi ijinkan hamba berkata, di antara sekian banyak hal yang kusekutukan Engkau, semoga sebutir pasir persembahan ini untuk-Mu semata.
Wahai Yang Maha Kasih...
With love,
Yours faithfully
Katwijk aan zee, 11 Juli 2015
6.50

No comments:

Post a Comment