“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer
Tuesday, July 23, 2013
Berhenti berkata "Seandainya...."
"Bekerjalah terhadap apa saja yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah lemah.
Jika sesuatu terjadi padamu, maka janganlah katakan,'Seandainya aku melakukan hal ini, pasti akan terjadi ini dan itu'. Namun katakan, 'Allah telah menetapkan dan apa yang Dia kehendaki, maka Dia kerjakan'. Karena kata 'seandainya'itu membuka pekerjaan syetan.
(Rasulullah saw)
Manusia memang makhluk yang gampang berkeluh-kesah, rasanya sangat mudah menemukan seribu satu alasan untuk merasa menderita di saat ini dari mulai mengeluhkan kemacetan yang menyemut, cuaca panas terik atau hujan yang mengguyur, harga-harga yang melambung tinggi dsb dibanding mensyukuri setiap inci nikmat yang kita terima, mulai dari mata yang bisa melihat, bisa bernafas lancar, jantung yang masih berdenyut, keluarga yang Allah amanahkan, pekerjaan yang diberikan dan masih banyak lagi.
Manusia yang kuat itu ternyata bukan yang bisa mengangkat mobil seperti yang dilakukan Superman, bukan juga yang bisa menelan paku atau menahan nafas sekian lama di dalam air, berdasarkan hadis Rasulullah di atas, manusia yang kuat adalah mereka yang mengerjakan apa-apa yang bermanfaat yang Allah berikan dalam genggamannya, mereka yang pantang berputus asa atas rahmat-Nya, yang tidak lelah memohon pertolongan-Nya dan tidak berandai-andai menunggu 'hujan emas'. Mereka yang tetap tersenyum dalam hati melalui segala bentuk macam fenomena kehidupan yang Allah takdirkan, dalam kekurangan, kelebihan, kesenangan, penderitaan, remuk redamnya hati, kesepian, kegagalan hidup, kekecewaan, semua fenomena itu tidak dibiarkan mengoyak imannya kepada Dia Yang Maha Kasih.
Kiranya jitu sekali tips sang baginda Rasulullah yang mengajarkan untuk tidak menggunakan lisan kita berandai-andai, karena apa-apa yang terucap dari lisan adalah cerminan kondisi hati, dengan demikian Rasulullah sedang mengajarkan menyeka hati kita agar senantiasa mengkilau dengan sinar kebersyukuran kepada-Nya. Berandai-andai sesuatu apalagi mengeluhkan hal yang terjadi tidak akan merubah keadaan melainkan menambah dongkol hati. Lebih ringan rasanya menerima hal apa adanya tanpa harus dilabeli 'baik-buruk', 'kurang-lebih'atau seandainya aku begini pasti akan begini...Saatnya berhenti berandai-andai.
(Amsterdam, 23 Juli 2013.10.52 am)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment