Wednesday, July 10, 2013

Menghormati (juga) Orang Yang Tidak Berpuasa

"Jalan menuju Tuhan sebanyak jiwa (nafs) hamba-hambaNya"

Saya percaya setiap orang mempunyai ritme-nya masing-masing dalam mengenal Tuhan.
Bahwa ada kebaikan dalam setiap penggal kejadian hidup yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
Bahwa masing-masing jiwa punya kadar 'tidur' yang berbeda-beda dalam hidup. Seperti yang seorang bijak pernah katakan "Don't wake up a sleeping person".
Dan bahwa setiap orang dan setiap atom di alam semesta ini - tanpa kecuali- ada dalam genggaman Kuasa-Nya.

Adalah ketetapan-Nya juga bahwa dunia diisi oleh beragam keadaan manusia. Ada yang beriman ada yang tidak, ada yang rajin beribadah ada yang tidak, ada yang nyebelin ada yang baiknya ngga ketulungan, you name it. Nah, karena ini edisi tulisan bulan Ramadhan, maka kita tulis juga, ada yang puasa ada yang tidak. Perbedaan keyakinan itu hal yang biasa, adapun menyikapi perbedaan ini yang kadang menjadi luar biasa (maksudnya luar biasa lebay) :D

Rasulullah saw sebagai suri tauladan mencontohkan bagaimana beliau bersifat menghormati dan mengayomi kepada mereka yang berbeda keyakinan. Tidak pernah beliau mengucapkan kata-kata kasar atau mencacinya, bahkan tercatat dalam sejarah kedamaian dan ketentraman menyebar di bumi mana beliau berada, misalkan perdamaian yang beliau sebarkan di negeri Medinah yang sebelumnya selalu terjadi perseteruan antara kaum Muslim, kaum Quraisy serta kaum Yahudi.

Ya, 'mengayomi dan menghormati', malah sepatutnya bukan hanya dilakukan dalam tataran fisik (senyum manis, haha-hehe, pis ah! kinda thing) tapi juga menjaga hati dari merasa diri lebih baik, menganggap orang lain berdosa dan menganggap remeh. Kita hormati proses yang sedang Allah Ta'ala jalankan kepada setiap orang.

*sambil nyanyi 'jagalah hati jangan kau nodai...'*

(Amsterdam, 11 Juli 2013. 2.26 am)


No comments:

Post a Comment