Tuesday, February 9, 2016

Renungan Menjelang Usia 40 Tahun

Mendekati usia 40 tahun Qomariyah saya yang akan jatuh 19 Jumadil Awal tahun depan saya dibuat kembali banyak merenung, perasaan yang mirip dirasakan saat awal pencarian hidup saat saya berusia 13 tahun.

Saya meyakini usia empat puluh tahun adalah titik krusial dalam hidup manusia, sedemikian rupa sehingga dalam Al Qur'aan surat Al Ahqaf [46]:15 dikatakan:

"Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah. Sedang tempoh mengandungnya berserta dengan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa tiga puluh bulan. Setelah dia besar sampai ke peringkat dewasa yang sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, berdoalah dia dengan berkata: Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatmu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai; dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa keturunanku. "

Di usia 40 tahun jiwa seseorang dikatakan telah sempurna kekuatannya, untuk melakukan apa?
Doa yang diajarkan adalah untuk bersyukur atas nikmat-Nya, bagaimana cara bersyukur? nikmat yang mana? Untuk mengerjakan amal sholeh yang mana?
Baris doa itu juga diapit oleh kewajiban untuk berbuat baik kepada orang tua, dua manusia mulia tempat kita berasal, seolah-olah kita diajak merenungi asal kejadian kita dan perihal alam yang telah kita lewati - alam rahim - dan segala hal yang membentuk kita hingga sekarang. Juga diikuti o leh permohonan untuk mendapatkan kebaikan bagi keturunan kita. Our past, present and future wrap in one single contemplation moment.

Bicara tentang bersyukur, saya yakin ini kata kunci besar yang patut dipelajari dengan serius sehingga kita tidak sekadar berasumsi sudah menjadi hamba-Nya yang bersyukur, karena sungguh akan amat sedikit orang yang benar-benar bersyukur. Sesuai janji iblis, “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menyesatkanku, pasti aku akan selalu menghalangi manusia dari jalanMu yang lurus. Aku pun pasti akan mendatangi mereka dari depan, belakang, kanan dan kiri mereka. Sehingga Engkau tidak akan mendapati kebanyakan manusia bersyukur,” (QS. Al-A’raf: 16-17).

Menjelang usia 40 tahun qomariyah.
Saya merenung sejenak, mencoba meluruskan niat, memohon pertolongan-Nya, memohon supaya tidak menjadi hamba-Nya yang tersesat, karena tarikan iblis dan hawa nafsu yang mencoba mencerabut kita dari kebersyukuran kepadanya. Dimulai dengan menerima dengan baik apapun yang sudah Ia hadirkan dalam hidup kita. Orang tua, saudara, raga yang ini, teman-teman yang itu, kegiatan yang ada, harta benda beserta seluruh permasalahan yang melingkupi, it's all in a package.
Saya terima ya Allah...terima kasih :)

Amsterdam, 9 Februari 2016
10.38

No comments:

Post a Comment